Tol Semarang-Demak Atasi Kepadatan Lalin di Pantura

Akhmad Safuan
11/8/2016 09:03
Tol Semarang-Demak Atasi Kepadatan Lalin di Pantura
(Dok. MI)

PEMBANGUNAN jalan tol ruas Semarang-Demak sepanjang 24 km diharapkan segera dapat terealisasikan. Pembangunan tol ini selain dapat mengatasi keruwetan lalulintas sepanjang ruas itu yang hanya mengandalkan jalur pantura juga sekaligus mengatasi banjir air laut pasang (rob).

Rencana pembangunan jalan tol ruas Semarang-Demak yang sudah direncanakan sejak tahun 1996 hingga kini masih terkatung-katung dan belum ada kejelasan. Namun mengingat pentingnya ruas jalur tersebut, hal itu kembali hangat dibicarakan.

Jalan tol Semarang-Demak yang dirancang sepanjang 24 kilometer melintasi 18 desa di empat kecamatan di Demak yakni Desa Sriwulan, Bedono, Purwosari, Sidogemah , Gemulak, Loireng dan Tambakroto (Kecamatan Sayung), Desa Batu, Wonokerto, Kedunguter, Dukun, Karangsari, Pulosari dan Grogol (Kecamatan Karangtengah), Desa Karangrejo, Wonosalam, dan Kendaldoyong ) Kecamatan Wonosalam) serta Kelurahan Kadilangu (Kecamatan Demak Kota) membutuhkan sedikitnya 144 hektare lahan, namun hingga kini baru tersedia 42 hektare.

Sedangkan wilayah Kota Semarang, jalan tol Semarang-Demak akan mencapai panjang 3,5 kilometer dari mulai kaligawe hingga Genuk dan direncanakan akan berada di sepanjang pesisir utara. Sehingga jalan selain berfungsi sebagai jalan tol juga sekaligus sebagai tanggul penahan rob.

Meskipun telah direncanakan sejak 20 tahun lalu dan telah dimulai pembebasan awal tahun 1996, 1997 dan 1998 kemudian terhenti pada titik pemnbebasan seluas 42 hektare, kini pembebasan lanjutan akan kembali mulai dari awal lagi.

"Kita masih terus melakukan pembahasan untuk pembebasan tol tersebut. Namun hal ini terkendala dengan belum adanya penetapan lokasi oleh gubernur," kata Kepala Kantor BPN Demak Dyah Suhitarasmi.

Dari jumlah lahan yang telah dibebaskan, lanjut Dyah Suhitarasmi, kemungkinan besar akan bergeser karena tiba-tiba ada perubahan RTRW bahwa jalur tersebut adalah jalur hijau. Bahkan lahan yang telah dibebaskan tiba-tiba telah berubah menjadi lahan industri, sehingga hal ini perlu penelitian ulang hingga sampai terjadi demikian.

"Kalau sudah ditetapkan lokasi, tidak akan sulit pembebasannya karena mengacu dengan UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dan Perpres Nomor 71 Tahun 2012," tambahnya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi secara terpisah mengatakan rencana pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang melewati jalur utara diharapkan dapat segera direalisasikan. Karena, disamping untuk memenuhi kebutuhan jalan juga sekaligus dapat menyelesaikan persoalan rob di kedua daerah ini.

Selain berfungsi sebagai jalan, demikian Hendrar Prihadi, adanya tol Semarang-Demak dapat menjadi sebuah tanggul bibir pantai antara Kota Semarang hingga Demak. "Apalagi kepadatan jalur pantura Semarang-Demak sudah cukup menyulitkan ditambah banjir yang merendam jalur pantura semakin menambah sulit transpotasi Semarang-Surabaya ini," tambahnya.

Sebagai langkah persiapan, lanjut Hendrar Prihadi, meskipun belum secara resmi, namun rencana ini telah diinformasikan kepada camat untuk menyampaikan ke lurah-lurah, sehingga pada saat dilakukan pembebasan akan lebih mudah demi kepentingan yang lebih besar. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya