Keasyikan Main Air Mahasiswa Terseret Ombak

MI
10/8/2016 09:09
Keasyikan Main Air Mahasiswa Terseret Ombak
(Antara)

DUA mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau tewas digulung ombak gelombang tinggi di Pantai Beting Aceh Pulau Rupat, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Riau, sekitar pukul 09.00 WIB, kemarin.

Kedua korban meninggal, yaitu Sri Winarti, 20, warga Bagan Batu, Kabupaten Rokan Hilir, dan Ayut Rumpoko, 20, warga Petalangan, Kabupaten Pelalawan. Kedua korban tergabung dalam rombongan 14 mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) yang ketika itu sedang meneliti tanaman laut di Pantai Beting Aceh, Pulau Rupat Utara.

Saat insiden itu terjadi, gelombang laut di Selat Malaka diketahui sedang pasang. Pada mulanya, para mahasiswa itu hanya asyik bermain air di tepi pantai. “Ayut Rumpoko saat itu sedang berusaha menyelamatkan Sri Winarti yang hanyut dibawa gelombang ombak di pantai. Namun, usaha itu gagal. Keduanya hanyut digulung ombak,” ungkap Kapolsek Rupat Utara Ajun Komisaris (AK) Bustanudin.

Dari Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dua korban tenggelam di Pantai Kampung Solokan Wangi, Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Minggu (7/8) lalu, telah ditemukan.

Reja, 14, dan Ikbal, 15 ditemukan dalam kondisi luka-luka. “Diperkirakan berbenturan dengan karang,” kata Kapolsek Cipatujah AKP Budi Rahayu.

Secara terpisah, gelombang tinggi menyebabkan tanggul penahan gelombang laut selatan sepanjang 300 meter di Tegalkamulyan, Cilacap, Jawa Tengah, kritis. Sebelumnya, lebar tanggul mencapai 3 meter, tetapi saat sekarang hanya tersisa 0,5-1 meter.

Pengamat cuaca Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Feriharti Nugrohowati memperingatkan, cuaca di Samudra Hindia sebelah selatan Jateng dan DIY masih buruk, selama beberapa hari ke depan. “Ketinggian gelombang bisa mencapai 5 meter di laut dan 4 meter di pantai,” jelasnya.

Seruan sama dikemukakan BMKG Ketaping, Padang Pariaman, Sumbar. Cuaca buruk bisa memicu gelombang laut hingga 3,5 meter di perairan Sumbar.

Meski telah diperingatkan akan potensi cuaca buruk, para nelayan kecil di Indramayu, Jabar, tetap memilih untuk melaut di wilayah aman, sekitar 12 mil dari bibir pantai. Dengan risiko, tangkapan ikan berkurang.

“Kami melaut tidak terlalu jauh ke tengah laut supaya aman, “ kata Sekretaris KUD Sri Mina Sari Glayem, Dedi Aryanto. (RK/AD/LD/YH/UL/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya