Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KARENA air dari Waduk Kedungombo, Jawa Tengah, belum digelontorkan, petani berebut air untuk dapat memulai musim tanam dengan memasang mesin penyedot.
Dari hasil pemantauan Media Indonesia di pantai utara Pulau Jawa, kemarin, ratusan mesin penyedot air berjajar di sepanjang sungai dan saluran jaringan irigasi teknik Kedungombo di beberapa daerah, seperti Demak, Kudus, Pati, dan Grobogan.
“Kalau tidak menyedot kami tidak akan dapat mengikuti musim tanam karena air tidak sampai ke sawah kami yang jauh dari saluran irigasi,” kata Sukamdi, 44, petani di Undaan, Kudus.
Marsudi, petani di Karangawen, Demak, mengatakan, agar dapat menanam, ia terpaksa menyedot air meskipun harus berkejar-kejaran dengan petugas penertiban ataupun sesama petani.
Kondisi itu, lanjutnya, sudah berlangsung bertahun-tahun. Apalagi, sawah warga merupakan tadah hujan yang tidak dapat mengandalkan saluran teknis.
“Biasanya kami menyedot air saat malam hari agar tidak menimbulkan konflik dan menghindari penertiban petugas,” tambahnya.
Ketua Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A) Sistem Kedungombo, Kaspono, mengaku sulit melarang petani yang menggunakan pompa penyedot air karena saluran irigasi belum menjangkau persawahan mereka.
Dia menambahkan pompa air sepanjang jaringan teknik Kedungombo saat memasuki musim tanam bisa mencapai ratusan unit. Dengan demikian, perlu adanya pengaturan, apalagi musim tanam mundur, dari rencana 1 September menjadi 1 Oktober, karena belum dibukanya pintu air di Kedungombo.
Koordinator Daerah Irigasi Klambu Wilalung Akrab menjelaskan jumlah pompa air petani untuk lahan sawah tadah hujan yang berada di sepanjang aliran teknik irigasi ada 23 unit. Namun, jumlah itu kadang meningkat seiring dengan musim tanam.
“Beberapa kali ditertibkan, tetap saja kembali karena memang kebutuhan air sudah mendesak,” tambahnya.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Serang Lusi Juana Noviyanto mengatakan ratusan pompa penyedot untuk irigasi jaringan teknis Kedungombo sejak 2012 telah dilegalkan dengan pertimbangan petani yang berada di luar jaringan teknis membutuhkan air untuk dapat mengikuti musim tanam.
“Meskipun dilegalkan, penggunaan pompa air tetap harus dikendalikan, maksimal 300 pompa yang dapat beroperasi karena jumlah air juga terbatas,” tambahnya.
Produksi kopi
Kemarau basah telah menurunkan produksi kopi di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Seksi Bina Produksi Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Siti Rochayah, menjelaskan pada musim kemarau basah ini, produksi biji kopi dari daerah Sleman hanya mencapai rata-rata 5 kwintal per hektare dari normalnya 6 kwintal.
Selain itu, lanjut dia, kerapnya terjadi hujan di musim kemarau menjadi penghambat bagi petani dalam pengeringan yang mengandalkan terik matahari untuk menjemur biji kopi. (DY/LD/AU/AB/PO/DG/SY/FL/TS/AD/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved