Satu Lagi Anak Buah Santoso Menyerahkan Diri

M Taufan SP Bustan
08/8/2016 20:11
Satu Lagi Anak Buah Santoso Menyerahkan Diri
(ANTARA FOTO/Basri Marzuki/)

SATU per satu pengikut kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) turun gunung untuk meyerahkan diri kepada Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2016 di Poso, Sulawesi Tengah.

Setelah sebelumya, Jumiatun alias Umi Delima dan Jumri alias Tamar, kini giliran Salman alias Opik yang menyerahkan dirinya untuk diproses hukum sesuai pelanggaran yang dilakukan.

Salman sendiri merupakan anggota MIT angkatan pertama yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Salman pun selama bergabung diduga terlibat dengan serangkaian aksi yang pernah dilakukan MIT, olehnya tampang Salman dimasukkan juga ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) pertama yang dirilis Polda Sulteng, 2012 silam.

Kabid Humas Polda Sulteng, AKB Hari Suprapto mengatakan, hingga saat ini Salman masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh penyidik Densus 88 Antiteror guna pengembangan lebih lanjut.

"Untuk mengetahui apa peran Salman dalam MIT, masih didalami. Nanti sudah ada hasilnya, pasti diinformasikan ke rekan-rekan media," kata Hari saat dimintai keterangan di Palu, Senin (8/8).

Berdasarkan kronologis, Salman menyerahkan diri kepada Satgas Minggu (7/8) sekitar pukul 15.30 WITA di Sungai Mati-mati, wilayah Tamanjeka, Dusun Ratelemba, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Salman menyerahkan diri tidak lain atas bantuan keluarganya yang diketahui berdomisili di Poso.

"Sebelumnya Kakak Sepupu Salman yang tidak lain adalah istri satu DPO yang deluan menyerahkan diri yakni Samil alias Nunung menelepon anggota Binmas kami, dari situ kemudian ditindaklanjuti hingga akhirnya berhasil menjemput Salman di wilayah Tamanjeka," jelas Hari.

Saat turun gunung itu, Salman tidak membawa apa-apa selain satu buah senjata tajam jenis parang. Berbeda dengan Jumri yang menyerahkan diri dengan beberapa peralatan yang digunakan dalam MIT.

"Salman memang punya niat untuk turun gunung dan menyerahkan dirinya untuk diproses hukum. Olehnya langsung diamankan di Polres Poso dan diperiksa kesehatannya untuk kemudian diperiksa lebih lanjut," tandas Hari.

Secara hukum, selama bergabung bersama MIT Salman diduga terlibat dengan 13 aksi pidana yang dilakukan MIT. Hal tersebut hampir dipastikan karena Salman merupakan angkatan pertama di MIT.

Aksi pidana itu antara lain, terlibat dalam pembunuhan dua anggota polisi, penembakan, peledakan bom, dan yang terakhir terlibat dalam pembunuhan tiga warga sipil yang berprofesi sebagai petani di Poso dan Parigi Moutong.

Diketahui, setelah satu lagi anak buah Santoso menyerahkan diri sudah dipastikan tersisa 16 orang lagi pengikut MIT yang masih dikejar dalam Operasi Tinombala 2016 di Poso.

Dari jumlah tesebut sudah termasuk Amir baru MIT, Basri alias Bagong dan Ali Kalora termasuk dua orang wanita yakni istri Basri dan Ali Kalora yang berasal dari Poso dan Bima.

"Untuk kekuatan mereka sudah sangat lemah, apa lagi tidak ada sudah dukungan logistik yang mereka terima dari simpatisannya di luar Poso," tambah Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, belum lama ini. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya