Ijen Summer Jazz, Pemanasan Sempurna Jelang BBJF 2016

01/8/2016 01:40
Ijen Summer Jazz, Pemanasan Sempurna Jelang BBJF 2016
(Ilustrasi)

BUPATI Banyuwangi Abdullah Azwar Anas semakin kreatif dalam mengangkat popularitas pariwisata di daerahnya. Sebelum Banyuwangi Beach Jazz Festival (BBJF) digelar pada 13 Agustus 2016, daerah berjuluk Sunrise of Java itu sudah menghebohkan dengan gelaran Ijen Summer Jazz, Sabtu (30/7) malam. Hasilnya, banyak yang terkesima dan menyisakan cerita indah dengan menyebarkannya melalui viral media sosial ke seantero jagat.

Even Ijen Summer Jazz 2016 itu sukses membalut keintiman panorama dan keindahan Gunung Ijen bersama artis top seperti Syaharani ang Queenfireworks serta Nita Aartsen. Pada kegiatan itu, Banyuwangi terlihat istimewa. Ijen Summer Jazz dimainkan di Jiwa Jawa Resort, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi. Total kapasitas venue hanya 300 tempat duduk. Namun, pengunjung diajak merasakan sajian hiburan musik jazz dan budaya dengan cara tidak biasa.

Kemasan acaranya pun sangat spektakuler. Tidak ada lagi jarak yang memisahkan penonton dan artis yang tampil. Rajutan keintiman dengan alam juga sangat terasa. Ada latar pemandangan volkano Ijen yang menawan. Semuanya berpadu cantik dengan empat gunung sekaligus, yakni Merapi, Raung, Ranti, dan Suket. Inilah even pemanasan sebelum BBJF nanti.

"Alhamdulillah acaranya sukses. Kegiatan ini murni dari swasta yang mendukung dan dimasukkan dalam Banyuwangi Festival. Konsep privat Jazz yang ditonton 300 orang dengan keindahan lereng Gunung Ijen ternyata banyak disuka penikmat jazz. Ini ajang pemanasan sebelum BBJF 2016," terang MY Bramuda, Kadispar Banyuwangi, dalam keterangan tertulis, Minggu (31/7).

Bisa jadi, inilah even pembuka kesuksesan pariwisata di Banyuwangi. Popularitasnya mendunia. Benchmark-nya sudah banyak. Amerika Serikat misalnya. Pada 1969, festival musik Woodstock kali pertama diadakan di sebuah desa bernama White Lake di sebuah kota kecil bernama Bethel. Festival bertema '3 Days of Peace and Music' ini dihadiri kurang lebih 500.000 pengunjung yang menyerukan perdamaian dan menentang perang Vietnam.

Saat festival itu usai, Desa White Lake mendadak menjadi destinasi wisata unggulan baru. Utamanya bagi penggemar musik. Padahal, sebelum Woodstock digelar, nyaris tidak ada yang peduli dengan desa yang terletak hanya beberapa puluh kilometer dari New York tersebut. (RO/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya