Warga Tanjungbalai Berdamai

Puji Santoso
31/7/2016 06:50
Warga Tanjungbalai Berdamai
(ANTARA/ANTON)

Sejumlah ormas menandatangani perjanjian perdamaian untuk mengakhiri pertikaian yang berujung pada kerusuhan di Kota Tanjungbalai.

FORUM Koordinasi Pimpinan Daerah dan elemen masyarakat Kota Tanjungbalai, Sumatra Utara, menandatangani kesepakatan damai pascakerusuhan yang mengakibatkan pembakaran dan perusakan rumah ibadah di wilayah itu, kemarin.

Sekretaris Daerah Kota Tanjungbalai Abdi Nusa mengatakan kesepakatan itu merupakan langkah konkret untuk meredam meluasnya kerusuhan yang bisa merugikan semua pihak.

"Pemkot Tanjungbalai menggelar pertemuan lintas agama dan etnik. Semua pihak bisa menahan diri dan telah menandatangani pakta kesepakatan damai," ujar Abdi Nusa, kemarin. Sebanyak enam poin yang tertuang dalam draf kesepakatan perdamaian ditandatangani sejumlah elemen masyarakat yang bertikai (lihat tabel).

Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Kota Tanjungbalai Junaidi menyambut baik perdamaian yang dilakukan antarumat beragama yang sebelumnya sempat bertikai di Tanjungbalai. "Semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Sebagai pemeluk agama, kita hendaknya bisa hidup berdampingan dengan saling menjaga kerukunan," harap Junaidi.

Sejumlah elemen masyarakat yang hadir dan membubuhkan tanda tangan ialah Forum Kerukunan Umat Beragama, Komite Nasional Pemuda Indonesia, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia, dan Majelis Buddhayana Indonesia. Tidak ketinggalan, Kapolres Tanjungbalai, Dandim 0208/Asahan, kajari, serta Danlanal ikut menandatangani kesepakatan damai tersebut.

Kerusuhan di Tanjungbalai yang terjadi kemarin siang bermula ketika seorang warga bernama Meliana marah-marah karena terganggu oleh suara azan. Ia kemudian cekcok dengan pengurus masjid dan berujung pada kerusuhan yang menyebabkan sejumlah tempat ibadah rusak.

Peristiwa kerusuhan itu mendapat perhatian Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia pun meminta para pengurus masjid agar bisa menciptakan suasana ramah kepada lingkungan.

"Masjid harus ramah lingkungan. Namun, warga di sekitar masjid pun harus menghormati orang beribadah," ujar Wapres di sela-sela meresmikan gedung Palang Merah Indonesia di Medan, kemarin.

Dua ormas agama, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, menyesalkan kasus kerusuhan dan meminta warga tidak terprovokasi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun langsung bertolak ke Medan untuk melihat kondisi Kota Tanjungbalai. Aparat kepolisian mengamankan sembilan warga Tanjungbalai, termasuk Meliana dan suaminya, yang dianggap sebagai pemicu kerusuhan.


Bentrokan Karo

Di bagian lain, pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang berakibat satu orang tewas.

Bentrokan pada Jumat (29/7) itu dipicu penolakan ratusan pengungsi dari Desa Lingga untuk direlokasi. Mereka kemudian membakar satu unit ekskavator dan posko polisi yang berada di dekat tempat relokasi.

Pada saat bersamaan, ratusan pengungsi Sinabung lainnya menyerang markas Polres Tanah Karo. Akibat penyerangan, sejumlah kaca dan pos penjagaan Polres Tanah Karo hancur dilempari batu dan kayu.

Di saat bentrokan, seorang pengungsi tertembak dan tewas. Jenazah korban yang identitasnya belum diketahui kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi. (Bay/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya