Ratusan Kartu BPJS Palsu Beredar di Bandung Barat

Depi Gunawan
22/7/2016 18:17
Ratusan Kartu BPJS Palsu Beredar di Bandung Barat
(Ilustrasi--ANTARA)

KARTU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan palsu alias bodong beredar di Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Hal itu terungkap saat seorang pasien bernama Budiyanto, 36, warga RT 3 RW 8 Kampung Simpang, Desa Kertajaya, tidak bisa menggunakan kartu BPJS tersebut saat berobat di RSUD Cibabat, Kota Cimahi, karena pihak rumah sakit menyatakan kartu yang digunakannya palsu.

"saya heran saat warga mau menggunakan kartu BPJS Kesehatan tersebut ternyata palsu," ujar Ketua RT 3, Ade Rahman, Jumat (22/7).

Ade mengatakan, kartu BPJS yang dimiliki Budiyanto, merupakan kartu BPJS kelas 3 yang dibuat secara kolektif oleh relawan kesehatan Desa Kertajaya berinisial BN pada 8 bulan yang lalu.

Sekali membuat kartu BPJS itu, warga harus membayar Rp100 ribu per orang. Pemegang kartu tidak perlu membayar iuran bulanan karena kartu itu berlaku sampai 2 tahun.

"Saat mau digunakan, Budiyanto yang terkena penyakit meningitis ini tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Padahal, pembuatannya secara kolektif dan merupakan program subsidi dari Dompet Duafha khusus bagi warga tidak mampu," bebernya.

Relawan kesehatan itu mengatakan padanya bahwa setiap RW hanya mendapatkan jatah 8 sampai 10 orang untuk didaftarkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Uang pendaftaranya pun kemudian dikumpulkan di bendahara desa.

Jika di Desa Kertajaya terdapat 23 RW, jadi ada sekitar 230 warga yang kini memegang kartu BPJS palsu. Selain Budiyanto, kata Ade, warga di RW lain pun mengeluhkan hal yang sama karena saat akan digunakan di Puskesmas ternyata bermasalah dengan kepesertaannya.

"Bukan hanya Budiyanto, banyak warga yang mengeluhkan kartu BPJS itu tidak bisa digunakan. Padahal, mereka sudah bayar Rp100 ribu untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan, " tuturnya.

Ketika dimintai konfirmasi, Kepala Kantor Cabang BPJS Cimahi Yudha Indrajaya menyatakan atas temuan tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan penyelidikan dengan mendatangi langsung ke warga dan kantor Desa Kertajaya.

Pihaknya menduga ada oknum maupun pihak luar yang membuat kartu palsu ini. Peserta ini mendaftar melalui pihak luar atau calo ini, padahal untuk menjadi peserta, pendaftaran bisa dilakukan secara daring (online).

"Saat ini kita pasang spanduk berupa imbauan agar peserta tak mendaftar lewat calo, pendaftaran bisa dilakukan secara langsung melalui kantor cabang atau online," jelasnya.

Saat diperlihatkan kartu BPJS Kesehatan palsu milik salah seorang warga Desa Kertajaya, secara kasat mata dirinya pun menyatakan bahwa kartu itu sangat jelas tampak tidak asli. Saat dikroscek lewat nomor register yang tertera dalam kartu itu, juga tidak ditemukan identitas pemilik kartu tersebut.

"Ini memang kartu palsu, mudah sekali untuk memastikan bahwa kartu itu palsu atau tidak, setiap kartu BPJS yang asli tertera tulisan e-ID di atas pojok kiri kartu. Selain itu, dari sisi penulisan fasilitas kesehatan dan kelas rawat, yang asli itu ada spasinya. Kalau ini tidak ada," ungkapnya.

Menanggapi temuan tersebut, Wakil Ketua DPRD KBB, Syamsul Ma'arif mengaku terkejut saat ada sebagian warga yang mengadukan permasalahan tersebut kepada dirinya.

"Saya sangat terkejut dan miris mendapat laporan langsung dari warga saya sendiri, bahkan yang menjadi korban itu adalah Ketua RT yang sedang dirawat di RS Cibabat," katanya.

Syamsul mendapat kabar bahwa pihak keluarga korban sudah mencoba klaim ke kantor BPJS, tapi tidak bisa digunakan untuk mengakses pelayanan kesehatan.

Jika benar kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki oleh warga itu palsu, pihaknya mendesak pihak penegak hukum dan dinas kesehatan untuk segera menindak dan mencari tahu siapa di balik pemalsuan kartu BPJS tersebut.

"Bila benar kartu yang dimiliki warga itu palsu, ini harus dilacak siapa yang memalsukan. Gila dan biadab, bayangkan saja di saat orang berpacu dengan nyawa dan berharap dana pengobatan dari BPJS, tiba-tiba ditolak karena diduga kartunya palsu, " tuturnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya