Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DENGAN memakai celana pendek, tank top, dan sepatu kets, Silke, 21, mengaduk pasir dan semen untuk membangun TK Pertiwi dan Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Ia tidak segan mengaduk-aduk menggunakan cangkul, kemudian memasukkan adukan ke ember. Lalu, dia membawanya ke sisi tembok. Bersama dengan temannya, Kelly, 20, dia kemudian menempelkan adukan pasir dan semen ke tembok.
Selain Silke dan Kelly, ada tiga mahasiswi asal Belgia lainnya yang turut bekerja untuk mendirikan sekolah. Tentunya, mereka juga dibantu pekerja bangunan lainnya.
Silke menuturkan, kalau dia belum pernah melakukan aktivitas semacam itu sebelumnya di negaranya. ''Saya belum pernah melakukan kegiatan seperti ini. Sebelum melakukan pekerjaan ini, saya diajari oleh warga. Tidak terlalu lama, hanya sehari sudah bisa,'' kata Silke, mahasiswi jurusan Arsitektur di salah satu universitas di Belgia, Jumat (22/7).
Tak hanya itu, Kelly, menuturkan kalau dirinya bersama dengan teman-temannya sangat mengagumi keeksotikan alam Indonesia. Selain itu, juga keramahan masyarakatnya, sehingga mereka pun betah tinggal di Baturraden. ''Baturraden merupakan salah satu daerah yang eksotik. Ada hutannya yang rimbun, air terjun, pemandian air panas dan lainnya. Seluruhnya sudah saya coba. Kami juga telah pergi ke dataran tinggi Dieng, Candi Borobudur dan Pangandaran. Semuanya benar-benar menakjubkan,'' ujarnya.
Ia juga mengaku turun ke sawah bersama warga melakukan aktivitas di sana. Mereka ada yang mengolah tanah, ada pula yang membantu panen.
Tak hanya itu, Kelly terkesan dengan keramahtamahan masyarakat Indonesia. Ia juga merasakan, ternyata warga muslim Indonesia sangatlah baik dan sangat berbeda dengan kesan yang diterimanya sewaktu di Belgia. ''Warga muslim di sini sangat baik dan kami tidak takut dengan mereka. Kami juga tidak takut isu terorisme di sini. Karena di Belgia sepertinya malah lebih menakutkan,'' ungkapnya.
Kedatangan mereka difasilitasi oleh lembaga swadaya masyakat (NGO) di negaranya yang berhubungan dengan Yayasan Tileng Indonesia. ''Jadi, yayasan memfasilitasi mereka, para mahasiswa di Belgia, yang siap menjadi relawan di Indonesia, khususnya di Baturraden. Mereka selama sebulan akan hidup berbaur dengan warga, menyelami kultur dan sosial di sini. Bahkan, mereka juga ikut serta membantu membangunkan sekolah di sini dan menjadi pekerjanya,'' kata Koordinator Yayasan Tileng Tekad Santoso.
Menurutnya, pada 'live in' tahun ini, mereka membawa sekitar Rp180 juta untuk membangun sekolah. ''Mereka datang dalam beberapa kloter. Dua kloter awal membawa dana sekitar Rp130 juta. Dana tersebut diperuntukkan membangun TK Pertiwi dan Pos PAUD Pangestu. Nanti pada gelombang ketiga kelompok mahasiswa membawa dana Rp30 juta untuk membangun lagi sekolah. Jadi, mereka datang tidak hanya dengan tangan hampa, tetapi bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Baturraden khususnya,'' ungkap Tekad.
Para mahasiswi itu juga akan membawa cerita keramahtamahan masyarakat Indonesia di negara mereka. Sehingga akan lebih banyak warga Belgia yang mengenal Indonesia. Bahkan, kalau bisa mereka ikut datang ke Indonesia untuk membuktikannya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved