Samudra Hindia Telan Korban Lagi

Liliek Dharmawan
20/7/2016 08:50
Samudra Hindia Telan Korban Lagi
(Sejumlah pekerja menurunkan alat tangkap ikan untuk diperbaiki di Pelabuhan Kuala Ketapang Mameh, Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, Selasa (19/7).--Antara/Syifa Yulinas)

DUA orang kembali hilang di Samudra Hindia sebelah selatan Kebumen, Jawa Tengah, di lokasi yang berbeda. Sebelumnya juga ada seorang nelayan yang hilang dan hingga kini belum ditemukan.

Atok, 32, warga Jenang, Kecamat-an Majenang, Cilacap, tergulung ombak di Pantai Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen. Korban lain ialah Misran, 37, warga Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kebumen, yang hilang di Pantai Menganti.

Sebelumnya, seorang nelayan bernama Andi, 35, warga Pangandaran, Jawa Barat, diketahui hilang di Pantai Logending, Kebumen, pada Minggu (17/7) lalu.

Koordinator Basarnas Pos Cilacap, Mulwahyono, menyatakan pihaknya bersama dengan tim SAR lain melakukan pencarian di beberapa lokasi tempat hilangnya ketiga korban.

“Bersama dengan anggota tim SAR lainnya, kami terus melakukan pencarian terhadap nelayan dan warga yang hilang,” jelas Mulwah-yono, kemarin.

Menurutnya, sampai sekarang cuaca masih buruk dengan ditandai gelombang tinggi dan angin kencang. Meski demikian, proses pencarian terus dilakukan.

“Berdasarkan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), kondisi laut selatan saat ini, baik di tepi maupun di tengah, tinggi gelombangnya bisa mencapai 2-4 meter,” pungkasnya.

Cuaca buruk juga diprediksi melanda hampir seluruh wilayah di Aceh, terutama di wilayah barat, selatan, utara, timur, dan perairan Pulau Sabang bagian utara.
Kondisi itu akibat tekanan rendah di Laut China Selatan sehingga massa udara di Samudra Hindia mengalir ke Laut China Selatan melalui pesisir Aceh.

“Untuk pesisir barat hingga selatan Aceh, mulai Lhoknga, Aceh Besar, hingga Singkil, gelombang air laut mulai 2 meter hingga 3 meter. Kemudian di wilayah Selatan Pulau Simeulue, Pulau Aceh, dan Pulau Sabang bagian utara, potensi gelombang tinggi 3 sampai 4 meter hingga tiga hari ke depan,” terang Zakaria, Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Blang Bintang, Aceh Besar.

Ia mengimbau nelayan yang menggunakan kapal kecil agar tidak melaut atau melakukan aktivitas penangkapan ikan terlalu jauh mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB menjelang siang. “Tetapi kami tetap meminta mereka berhati-hati dalam melakukan aktivitas.”

Pantai barat di Provinsi Sumatra Barat juga tak luput dari ancaman cuaca buruk disertai gelombang tinggi, khususnya pantai barat Sumatra Barat seperti Padang, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, serta Kepulauan Mentawai.

Rusak berat
Di Jawa Barat, angin puting beliung menyerang 18 rumah warga Kampung Sindangpalay, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Senin (18/7) petang. Kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Cece Suhendi, warga Sindangpalay, mengatakan kebanyakan rumah yang rusak berada di RT 01/RW 08. Selain menghancurkan atap rumah, angin puting beliung juga membawa sejumlah pepohonan. “Kejadiannya hanya berlangsung 3 menit, setelah itu baru turun hujan sangat lebat,“ ujar Cece.

Sementara itu, gempa berkekuat-an 3,8 pada skala Richter terjadi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (18/7) malam. Tidak ada korban jiwa ataupun benda, tapi warga di pesisir utara mengaku terkejut.

BPBD Kabupaten Sukabumi juga menyebutkan kemarau basah yang terjadi di Sukabumi berpotensi memunculkan pergerakan tanah. Masih ekstremnya cuaca saat ini membuat BPBD mengintensifkan koordinasi dengan setiap kecamat-an. (FD/YH/DG/AS/RF/BB/YN/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya