SD di Pulau Dewata ini Minim Siswa

MI
16/7/2016 08:30
SD di Pulau Dewata ini Minim Siswa
(Antara/Wahyu Putro A)

BLAHBATUH merupakah sebuah kecamatan di Kebupaten Gianyar, Bali, yang selama ini dikenal sebagai pusat seni pahat. Banyak galeri dan museum bertebaran di sana. Kesemuanya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Namun, ironisnya, di salah satu desa yang menjadi tujuan wisata itu, terdapat sekolah dengan kondisi yang memprihatinkan. SD Negeri 2 Keramas, yang terdapat di Desa Keramas, sepertinya tinggal menunggu lonceng kematian. Jumlah siswa kelas I-VI tinggal 32 orang dengan jumlah guru 12 orang termasuk kepala sekolah.

Sepintas, kondisi SDN 2 Keramas memang terlihat baik-baik saja. Namun, saat memasuki sekolah, terlihat kondisi tembok gapura, ruang kelas hingga atap sekolah tidak terawat, bahkan sebagian sudah rusak. Kaca jendela pecah, pintu berlubang, kusen dimakan rayap, dan plafon yang jebol terlihat di beberapa ruang kelas. Sekolah yang dulunya terfavorit di Desa Keramas itu sudah tidak layak menjadi tempat mendidik anak bangsa.

''Pasti dalam pikiran Anda, kami tidak berkoordinasi dengan atasan. Itu tidak benar. Kami rutin membuat laporan ke atas untuk bantuan anggaran perbaikan. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut,'' ujar Gusti Agung Made Wiana, salah seorang guru.

Selain itu, fasilitas sekolah sangat minim. Perpustakaan dan fasilitas olahraga tidak ada. ''Lingkungan sekolah yang tidak bertembok pembantas juga membahayakan siswa karena posisinya yang di pinggir jurang,'' tambahnya.

Dengan kondisi itu, para orangtua siswa pun enggan menyekolahkan anak mereka di sekolah itu. Bahkan, di kelas VI kini hanya tersisa satu siswa karena ditinggal pindah siswanya. ''Dulu saya berempat, semenjak kelas tiga mereka pindah semua. Saya sendiri tidak pindah karena rumah dekat dengan sekolah ini,'' terang Ni Ketut Ayu Juniary, satu-satunya siswi kelas VI di SDN 2 Keramas.

Selain kelas VI, kelas lain juga paceklik siswa. Di kelas I terdapat tujuh siswa, kelas II (8), kelas III (3), kelas IV (7), dan kelas V (6). Dengan begitu, jumlah total siswa hanya 32 anak.

''Dalam beberapa kesempatan, keluhan dan curhatan orangtua hampir sama. Para orangtua tidak ada kepercayaan lagi karena letak sekolah dekat jurang, faktor guru, dan lainnya. Harapan kami, pemerintah memberikan solusi. Kami ingin sekolah ini terus berdiri,'' ujar salah seorang tokoh masyarakat Desa Keramas, Putu Agus Sutanaya.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi SDN 2 Keramas itu. “Sayang jika sampai tidak ada siswa, sementara sekolah lain kelebihan murid,” ucapnya di Denpasar, Jumat (15/7).

Sementara itu, Kadisdikpora Kabupaten Gianyar Made Suradnya mengaku tidak bisa memaksa siswa, atau orangtua siswa menyekolahkan anak mereka di SDN 2 Keramas.

''Padahal kondisi sekolah bagus. Lihat saja, kondisinya sejuk, sepi, dan gedungnya masih bagus. Masih sangat layak sebagai tempat belajar-mengajar,'' ujarnya berkelit. (Arnoldus Dhae/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya