Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DATA jumlah korban jiwa atau meninggal dunia akibat gempa bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sempat simpang siur. Namun, Pemerintah Kabupaten Cianjur sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan jumlahnya.
Seperti diketahui, berdasarkan laporan yang diterima BNPB, jumlah korban meninggal dunia yang sudah ditemukan tercatat sebanyak 335 jiwa. Tapi versi Pemkab Cianjur jumlahnya mencapai 602 jiwa karena banyak korban meninggal dunia yang tak dilaporkan.
"Kami sudah rapat koordinasi dengan BNPB. Itu sudah clear, tidak dipermasalahkan, karena saat masyarakat sedang riweuh (sibuk), boro-boro melaporkan. Mereka memikirkan tenda, makanan, dan lainnya," kata Bupati Cianjur Herman Suherman kepada wartawan di Pendopo Cianjur, Rabu (14/12).
Herman menuturkan penambahan data jumlah korban jiwa diketahui saat Pemkab Cianjur akan mengajukan dana kerohiman bagi korban meninggal dunia ke Kementerian Sosial. Saat itu Pemkab Cianjur mendata kembali dari tingkat RT, RW, desa/kelurahan, hingga kecamatan.
"Akhirnya seperti ini. Bahkan awalnya bukan 602 jiwa, tapi 638 jiwa. Tapi ada yang kami anulir karena by name by address-nya tidak jelas. Sehingga yang valid itu 602 jiwa. Sudah kami kroscek lagi dengan BNPB. It's ok. Enggak ada masalah karena itu data riil di lapangan. Jadi permasalahan ini sudah clear. Enggak ada masalah. Mau berapa pun yang penting by name by address di lapangan betul-betul ada," tutur Herman.
Data yang dimiliki Pemkab Cianjur, sebanyak 602 jiwa yang meninggal dunia berada di Kecamatan Cianjur sebanyak 78 jiwa, Cibeber 2 jiwa, Cikalongkulon 1 jiwa, Cilaku 27 jiwa, Cugenang 397 jiwa, Haurwangi 1 jiwa, Karangtengah 13 jiwa, Mande 1 jiwa, Pacet 23 jiwa, Sukaluyu 2 jiwa, Sukaresmi 1 jiwa, Warungkondang 50 jiwa, dan Gekbrong 6 jiwa. Korban yang meninggal dunia mendapatkan dana kerohiman sebesar Rp15 juta.
"Yang sudah cair (dana kerohiman) tahap pertama sebanyak 122 jiwa dan yang sedang diajukan sebanyak 480 jiwa," ucap Herman.
Baca juga: Emil: Data Korban Gempa Cianjur Menunggu Kroscek BNPB
Herman memastikan data sebanyak 602 jiwa dipastikan meninggal dunia akibat dampak gempa bumi. Sekalipun ada yang meninggal dunia di tempat pengungsian, menurut Herman, datanya dikategorikan akibat gempa bumi.
"Data di lapangan, saat hari H kejadian pada Senin 21 November, pada malam harinya ada warga yang memakamkan korban meninggal dunia. Tapi itu tidak dilaporkan. Makanya, kami menyisir semuanya. Jadi sekali lagi, data ini sudah tidak perlu diperdebatkan dan BNPB sudah menyerahkan ke saya sepenuhnya. Ini sudah clear and clean," pungkasnya.(OL-5)
Pencairannya pun disesuaikan dengan pengajuan dari Pemkab Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Anggaran bantuan stimulan tahap keempat saat ini sudah berada di Kementerian Keuangan yang merupakan pengajuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Rumah ini dibangun dengan biaya dari donatur melalui Kitabisa.com dan dibantu YPP SCTV Indosiar.
Dari hasil pendataan, terdapat hampir 40 ribu kepala keluarga yang terdata sebagai penerima bantuan stimulan pada tahap 4
Kedua bangunan sekolah yang belum tertangani pascagempa itu yakni SDN Cugenang dan SDN Girijaya
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
POLISI mengungkap klinik kecantikan WSJ Beauty di Depok, TKP selebgram tewas setelah sedot lemak pernah dilaporkan kasus malapraktik pada 2023.
POLISI menyebut selebgram Medan, Ella Nanda Sari Hasibuan yang meninggal setelah menjalani sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat karena pecah pembuluh darah.
Ella Nanda Sari, seorang selebgram asal Medan, dilaporkan meninggal dunia setelah menjalani prosedur sedot lemak di Klinik Kecantikan berinisial WSJB di Kota Depok.
Kematian pertama akibat virus Oropouche, penyakit kurang dikenal yang disebarkan melalui gigitan nyamuk dan agas yang terinfeksi ini, telah dicatat di Brasil.
Sebanyak 14 orang meninggal dunia akibat diterjang Topan Gaemi di Filipina. Lebih dari satu juta orang terdampak dan 1,3 juta hectare lahan pertanian hancur.
Bus yang membawa tiga puluh tiga penumpang tersebut menabrak tiang penerangan jalan (PJU) pada Rabu malam (24/7), sekitar pukul 21.00 WIB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved