Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
ADA hikmah yang bisa dipetik dari bencana tanah longsor di Purworejo, Jawa Tengah, yang mengakibatkan puluhan orang meninggal dan puluhan lain terluka.
Salah satunya ialah pengalaman seorang guru TK, Riza Oktavi Nugraheni, yang berhasil selamat setelah terendam lumpur selama lebih 12 jam. Saat terjadi tanah longsor Sabtu (18/6), Riza baru saja memandikan anaknya, Elnaya Yoselin Kyla.
Sekitar pukul 18.30 WIB, ibunda Riza, Harlinah, menengok keluar jendela dan menyatakan hujan turun kian deras. Harlinah lalu kembali berkumpul bersama Riza dan Elnaya di ruang tengah. Tak berapa lama terdengar suara gemuruh dan tanah longsor menerjang rumah.
"Ada benturan keras dan semua terlempar," kata suami Riza, Yohanca Gusti Darma, menirukan kisah istrinya.
Riza merasakan kepanikan luar biasa. Sekelilingnya hanya gelap gulita. Dia ingat anaknya, Elnaya dan ibunya, Harlinah. Namun, apa daya, Riza tidak mampu menggerakkan badan.
Harlinah dan Elnaya akhirnya ditemukan meninggal dunia, sedangkan Riza berhasil diselamatkan. Menurut Yohanca, istrinya baru bisa diangkat dari rendaman lumpur Minggu (19/6) sekitar pukul 07.00.
Yohanca meneruskan cerita dari orang yang melakukan proses evakuasi tubuh Riza. Saat itu seseorang melihat sesuatu bergerak-gerak di dalam lumpur. Setelah didekati, sebuah kaki. Lalu oleh sejumlah warga berinisiatif mengeluarkan kaki tersebut karena diduga salah seorang korban tanah longsor.
Proses pengangkatan Riza berlangsung hati-hati karena banyak pecahan kaca di sekitar tubuhnya. Setelah terangkat, tubuh Riza langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.
Sebenarnya, di dusun Riza sering terjadi tanah longsor ketika hujan turun. Namun, skalanya kecil sehingga warga menganggapnya biasa. Hanya, tanah longsor yang terjadi dua pekan lalu itu merupakan peristiwa paling besar yang tidak diduga-duga oleh warga.
Selama ini, Riza mengaku tidak pernah memperoleh pemahaman tentang kebencanaan. Dia pun tidak tahu kalau daerahnya merupakan daerah rawan tanah longsor. Sampai akhirnya bencana itu benar-benar datang dan dan memorak-porandakan rumah puluhan warga.
"Tidak pernah ada mitigasi bencana. Saya juga tidak pernah mendapatkan pemahaman bencana seperti itu," keluh Riza.
Setelah mengalami sendiri dahsyatnya tanah longsor, Riza baru menyadari bahwa daerahnya rawan bencana. "Saya berharap pemerintah melakukan pendidikan mitigasi bencana agar warga bisa hidup berdampingan dengan alam dan tangguh menghadapi bencana." (Furqon Ulya Himawan/X-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved