Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PERTAMBAHAN penduduk Pulau Jawa yang terus-menerus terjadi membuat luas hutan alam berkurang seiring dengan pembukaan lahan untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Hal itu menyebabkan daya dukung berkurang dan bencana ekologis lambat laun mengancam Pulau Jawa yang saat ini dihuni 60% penduduk Indonesia.
"Ini akan sangat membuat kita di Pulau Jawa rentan. Apalagi, sekarang fokus pembangunan dan industri mulai merambah selatan Pulau Jawa," ucap penasihat senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Suryo Adiwibowo, saat jumpa pers bertajuk Bencana Ekologi dalam Perspektif Perubahan Iklim, di Jakarta, kemarin.
Padahal, menurut Suryo yang akrab disapa Bowo, wilayah selatan Jawa merupakan kawasan ring of fire yang berpotensi bencana.
Bencana alam banjir dan tanah longsor yang menerpa wilayah Banjarnegara, Purworejo, Solo, dan sejumlah wilayah lain di Jawa Tengah yang memakan puluhan korban jiwa belakangan ini menjadi fakta empiris yang mendukung hal itu.
Frekuensi terjadinya bencana itu di sisi lain paralel dengan berkurangnya luas hutan alam.
Hingga awal abad ke-20, luas hutan alam di Pulau Jawa telah berkurang hingga 6 juta hektare dari 11,5 juta hektare pada 1800.
Pada 2005, bahkan hutan alam di Jawa hanya tinggal 0,4 juta hektare.
Kondisi itu, masih menurut Bowo, sebenarnya sudah menjadi pertimbangan menko ekonomi, keuangan, dan industri pada 2008.
"Berdasarkan kajian itu, kita temukan bahwa bencana menyebabkan kerugian lebih besar daripada biaya pembangunan infrastruktur yang dilakukan bertahun-tahun," ucap pakar kehutanan Institut Pertanian Bogor itu.
Oleh karena itu, secara khusus Bowo meminta ada penghapusan stigma pembangunan ekonomi harus mengorbankan lingkungan.
Menurutnya, pembangunan ekonomi dapat dilakukan dengan berbasis lingkungan.
Data Kementerian LHK
Direktur Inventarisasi Kehutanan Kementerian LHK, Ruanda Agung Suhadirman, menyatakan terdapat 762 titik atau lokasi sumber potensial bencana yang tersebar di 69 kabupaten di Pulau Jawa dan Madura.
Kawasan itu berpotensi longsor dan banjir jika curah hujan tinggi.
"Nah ketika curah hujan tinggi dan penduduk banyak, beban tanah menjadi berat. Apalagi dengan La Nina ini dapat sebabkan kerentanan menjadi tinggi dan tanah bisa cepat mengembang," terang Ruanda.
Peta itu, tambah Ruanda, sudah didistribusikan kepada pemerintah daerah sejak 2006.
Sejak itu, 80%-90% bencana yang terjadi sesuai pemetaan yang dilakukan Kementerian LHK tersebut.
Karena itu, jika pemerintah daerah mengacu pada peta tersebut, antisipasi di lapangan dapat dilakukan sedini mungkin.
"Seharusnya kita siap-siap sejak September dan November tahun lalu," ucap Ruanda.
Terkait dengan peringatan bencana saat arus mudik, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Andi Eka Sakya menyatakan kondisi hujan deras masih akan melanda wilayah Jawa.
Bahkan, pada 6 Juli mendatang diprediksi terjadi puncak banjir akibat air laut pasang (rob) dan gelombang tinggi di kawasan Semarang, Jawa Tengah.
"Kita perlu waspada di wilayah pantai utara," terang Andi.
Selain itu, menurut prakiraan, hujan ekstrem akan terjadi hingga 27 Juni di Indonesia bagian timur dan tenggara. Setelah itu merambat ke wilayah barat. (Ric/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved