Disesalkan Televisi Australia yang Siarkan Keburukan Bali

Arnoldus Dhae
22/6/2016 16:46
Disesalkan Televisi Australia yang Siarkan Keburukan Bali
(Istimewa)

PELAKU industri pariwisata Bali menyesalkan siaran televisi Australia yakni Channel 7 Perth yang memberikan informasi yang sangat merugikan pariwisata Bali dan Indonesia pada umumnya. Siaran langsung tersebut disampaikan pada Selasa (21/6) malam.

Dalam siaran itu disampaikan jika dunia saat ini sedang dilanda berbagai persoalan yang mengkuatirkan terutama yang berhubungan dengan perubahan iklim, terorisme, dan penularan beberapa penyakit yang membahayakan. Sekalipun berita yang mendunia tersebut, namun dalam gambar yang ditayangkan ternyata tampak Pantai Kuta, dan beberapa lokasi pariwisata di Bali. Di bagian terakhir narasi, juga disampaikan dengan jelas himbauan bagi warga negara Australia tidak bepergian ke Bali dalam 3 bulan ke depan yakni Juni, Juli, dan Agustus karena situasi Bali yang berbahaya.

General Manajer PT Bali Unicorn yang membawahi beberapa hotel dan vila serta mall di Bali, I Wayan Puspa Negara menjelaskan, dirinya melihat secara langsung tayangan sebuah televisi di Australia tersebut.

Narasinya menguraikan persoalan global, tetapi kesimpulannya berbicara soal Bali. "Dengan gamblang sang presenter menyampaikan jika Bali itu tertular virus zika, banyak nyamuk demam berdarah, serta gelombang laut dan angin kencang. Ada juga ajakan yang agar warga Australia untuk tidak pergi ke Bali dalam beberapa bulan ke depan. Ini berita sangat highty media, terlalu berlebihan atau dibuat agar meresahkan warga Australia yang akan bepergian ke Bali," ujarnya di Kuta, Rabu (22/6).

Menurutnya, terhadap pemberitaan tersebut, pemerintah setempat baik provinsi maupun kabupaten dan kalau bisa Indonesia perlu melakukan rasional counter attack. "Kita tahu bahwa dalam bulan Juni, Juli Agustus, Australia mengalami musim dingin. Itulah sebabnya, banyak warganya yang pindah, mengungsi, dan tempat yang paling favorit adalah Bali. Mereka bisa menghabiskan uang antara Rp50 juta sampai Rp 70 juta dalam rentang waktu itu. Australia ingin agar warganya tidak keluar negeri dan menghabiskan uang di dalam negeri. Jadi ini benar-benar trik siaran televisi Australia tersebut," ujarnya.

Terkait dengan virus zika dan demam berdarah, Kepala Dinas Kesehatan Provinis Bali Ketut Suarjaya langsung angkat bicara. Menurutnya, virus zika itu tidak ada di Bali. Bahkan di Indonesia juga tidak ada.

Ia mengaku hal itu sudah disampaikan secara resmi oleh Kementerian Kesehatan bahwa Indonesia dan Bali khususnya bebas dari virus zika. Sementara untuk nyamuk demam berdarah memang menjadi siklus alami. "Tetapi di Bali kita menjamin tidak akan seseram yang diberitakan dalam televisi Australia itu. Berbagai upaya terus dilakukan seperti gerakan PSN, fogging, penyebaran tim Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dan sebagainya. Kasus DB juga cenderung menurun dan korban jiwa tidak signifikan. Jadi jangan sampai dilebih-lebihkan seperti itu," ujarnya.(X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya