Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DINAS Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat bertekad meningkatkan jumlah eksportir. Hingga 2022, Disperindag telah membina 343 pelaku usaha berpotensi ekspor yang berasal dari kabupaten dankota di Jawa Barat.
Jumlah komoditasnya pun beragam seperti kopi, olahan makanan dan
minuman, fashion, dan kriya.
"Dengan semakin banyaknya jumlah eksportir baru yang berasal dari UKM/IKM Jawa Barat, maka akan berdampak positif dengan meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja yang akan berbanding lurus dengan semakin meningkatnya kemampuan daya beli masyaraka yang tentunya akan mempengaruhi percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," kata Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan, Kamis (11/8).
Dia menjelaskan, program Eksportir Milenial merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor dengan rentang usia sesuai konsep milenial di Jawa Barat. Inipun sesuai dengan target Gubernur Jawa Barat yaitu Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi (Visi) serta Meningkatnya Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat Yang Sejahtera dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan (Misi).
Terbesar
Provinsi Jawa Barat berkontribusi terhadap nilai ekspor nasional
terbesar berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari
sampai dengan Mei 2022 dengan nilai kumulatif ekspor sebesar US$15,71
miliar.
"Selain itu Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki proporsi penduduk dengan dominasi generasi milenial terbesar," ujarnya
BPS mencatat penduduk Jawa Barat didominasi oleh generasi Z dan milenial dengan proporsi generasi Z sebanyak 26,88% atau sekitar 13,37 juta orang dari total populasi dan generasi milenial sebanyak 26,07% atau sebanyak 12,5 juta orang dari total populasi.
Iendra menjelaskan pihaknya membidik kalangan milenial karena memiliki proporsi penduduk terbesar di Jawa Barat.
Selain itu generasi tersebut juga memiliki banyak potensi yang identik
dengan kreativitas dan inovasi, serta adaptif dengan perubahan yang
semakin signifikan di seluruh sektor terutama teknologi.
"Diharapkan perannya mampu mengurai dominasi sektor industri besar yang ada di Jawa Barat," ujarnya
Melihat potensi itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan
Kick Off Eksportir Milenial yang bertujuan meningkatkan branding pelaku
usaha milenial berhasil ekspor, serta meningkatkan motivasi para pelaku
usaha IKM/UKM lainnya dalam menembus pasar ekspor.
Pelaksanaan peluncuran program Eksportir Milenial diikuti oleh sebanyak 18 pelaku usaha ekspor milenial yang merupakan binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat melalui Strategi New Exporter.
Industri besar
Berdasarkan data dari BPS nilai ekspor Jawa Barat pada 2021 adalah sebesar US S33,6 miliar dan pada 2022 sejak Januari-Mei mencapai US $15,7 miliar.
Namun nilai yang besar tersebut apabila dilihat dari porsi sharing nilai eksportnya adalah 98,8% berasal dari industri besar, dengan kata lain, sharing nilai eksport dari UKM/IKM Jawa Barat baru 1,2%.
"Inilah yang menjadi latar belakang kenapa Jabar harus semakin giat
menumbuhkan atau menciptakan eksporter baru dari pelaku usaha UKM/IKM,"
ungkapnya.
Iendra menilai strategi eksportir baru merupakan langkah untuk terus
menciptakan eksporter baru di Jawa Barat melalui konsep kolaborasi baik
berbasis anggaran APBD atau supporting anggaran dari pemangku kepentingan, yang dikemas dalam tiga kegiatan.
Yakni bagaimana memulai ekspor yaitu kegiatan workshop yang dilaksanakan untuk mengajarkan secara umum terkait langkah-langkah awal untuk memulai kegiatan ekspor. Kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi dengan Balai Besar Pusat Pendidikan dan Pelatihan Eksport Indonesia (BBPPEI) Kementerian perdagangan.
Kemudian, Export Coaching Program (ECP) yaitu program pendampingan
kepada eksportir baru agar mereka mampu melaksanakan ekspor secara
mandiri, tidak lagi bergantung kepada trader atau aggregator.
Pendampingan
Program ECP sendiri merupakan program unggulan yang dimiliki oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat berupa kegiatan
pendampingan bagi pelaku usaha potensi ekspor Jawa Barat yang terdiri
dari 8 tahap pembelajaran sepanjang 1 tahun masa pelatihan (Tahap Kurasi peserta, verifikasi dan validasi, tahap Training Of Exporter, tahap market development, tahap Pendampingan Produk ke lapangan, tahap
Progress Monitoring, tahap Bisnis Matching, dan Evaluasi).
"Kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi dengan Balai Besar Pusat
pendidikan dan pelatihan eksport Indonesia (BBPPEI) Kementerian
perdagangan," katanya.
Selanjutnya, kata Iendra, Coaching Program New Exporter (CPNE) merupakan program pendampingan kepada eksporter baru di Jawa Barat yang terbagi dalam tiga kualifikasi.
Diantaranya kualifikasi potensial ekspor yaitu para pelaku IKM/UMKM yang memiliki produk yang berpotensi untuk eksport, namun pelaku usaha belum pernah melakukan ekspor sehingga pada kualifikasi ini akan diajarkan bagaimana langkah awal dalam melaksanakan ekspor seperti kualifikasi siap ekspor yaitu pendampingan kepada eksporter baru agar mereka mampu melaksanakan eksport secara mandiri, tidak lagi bergantung kepada trader atau aggregator.
Sementara kualifikasi mahir ekspor yaitu pendampingan kepada
eksporter yang sudah rutin melakukan ekspor namun perlu pegembangan
kapasitas produksi dan perluasan pasar negara tujuan ekspor.
"Disperindag Jabar juga telah mendorong pelaku usaha potensial ekspor
yang ada di Jawa Barat agar dapat menjadi eksportir baru dan mampu untuk melaksanakan aktivitas ekspor secara mandiri melalui pelaksanaan
kegiatan pembinaan dan pelatihan ekspor sejak 2012 dan masih terus berproses sampai dengan saat ini," pungkasnya (N-2)
Pihak yang paling dirugikan dari maraknya impor produk asing saat ini adalah industri kecil dan menengah (IKM), bukanlah usaha kecil dan menengah (UKM).
Seminar dan Workshop Sabang Go Digital ini diikuti ratusan peserta pelaku UMKM dan pariwisata yang ada di sekitar Kota Sabang.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengakui target digitalisasi UKM tidak akan tercapai di tahun ini.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp850 triliun per Juni 2024.
Program Mini Kopdar #BisaLebih Bermakna, sebuah ruang diskusi antara OrderOnline dan penggunanya.
IPO sendiri merupakan sebuah langkah penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan melalui pasar modal, di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved