90% Kebutuhan Daging Sapi Sukabumi Dipasok Dari Luar Daerah

Benny Bastiandy
09/6/2016 17:09
90% Kebutuhan Daging Sapi Sukabumi Dipasok Dari Luar Daerah
(MI/BENNY BASTIANDY)

KEBUTUHAN daging sapi di Kota Sukabumi, Jawa Barat, masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. Hampir 90% atau hampir 48 ton dari tingkat kebutuhan sebanyak 53 ton merupakan daging sapi luar daerah.

"Sejauh ini tingkat kebutuhan sebanyak 53 ton selalu terpenuhi. Hampir 90% merupakan daging sapi dari luar daerah, sedangkan sisanya 10% atau sekitar 6 ton merupakan daging sapi lokal," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi, Kardina Karsoedi, Kamis (9/6).

Pasokan daging sapi lokal, lanjut Kardina, mengandalkan produksi dari perusahaan penggemukkan (feedlotter). Di Kota Sukabumi terdapat sekitar 5-10 perusahaan penggemukkan. "Kalau untuk masalah harga, itu merupakan kebijakan nasional. Kita tak bisa melakukan upaya menekan harga. Pengaturannya langsung dilakukan Kementerian Pertanian dengan para feedlotter," jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi, Ayep Supriatna, mengatakan pasokan sapi di Kota Sukabumi kebanyakan berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Nusa Tenggara Timur. Untuk proses pemotongannya dilakukan di Kota Sukabumi yang dilakukan di sejumlah rumah pemotongan hewan.

"Saat ini harganya masih di kisaran Rp110 ribu per kilogram. Kita berharap pemerintah bisa menurunkan harganya hingga Rp80 ribu per kilogram," kata Ayep.

Sementara itu para pedagang daging sapi mengeluh sepinya tingkat penjualan akibat relatif masih mahalnya harga daging sapi. Memasuki Ramadan harganya naik menjadi Rp120 ribu per kg dari sebelumnya Rp110 ribu per kg.

"Harga jual di kami tergantung dari pemasok. Kalau dari pemasok naik, tentu kami juga ikut menaikkan harga. Sebelum harganya seperti sekarang, saya biasa menjual daging sapi segar dari dua ekor sapi. Tapi sekarang menjual dari satu ekor sapi saja sulit," terang Iwan, pedagang daging sapi di Pasar Gudang. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya