Bandung Selatan Kembali Dikepung Banjir

Budi Mulia
08/6/2016 14:41
Bandung Selatan Kembali Dikepung Banjir
(ANTARA)

HUJAN deras sepanjang Selasa (7/6) malam menyebabkan sejumlah kawasan di Kabupaten Bandung kembali terendam banjir luapan sungai Citarum. Ketinggian permukaan air bervariasi hingga mencapai 2 meter yang terjadi di Kampung Cieunteung Kelurahan Baleendah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

Hingga Rabu (8/6) siang, ketinggian air yang menggenangi ratusan rumah warga itu belum surut. Tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung masih menyisir beberapa tempat yang terendam banjir yakni Kecamatan Dayeuhkolot di Kampung Cisirung RT 1 dan RT 2 RW 2, Kelurahan Pasawahan dengan ketinggian permukaan air mencapai 70 sentimeter, Kampung Palasari RT 1-3 RW 3 (80 cm).

"Ketinggian permukaan air di aliran Cikapundung saat itu mencapai 4 meter," ungkap Tata, pelaksana harian BPBD kabupaten Bandung.

Selain Bale Endah, banjir akibat luapan Citarum pun turut merendam ratusan permukiman warga di Desa Dayeuhkolot dan Desa Citeureup dengan ketinggian permukaan air bervariasi. Untuk Desa Dayeuhkolot, lokasi terparah yang terendam banjir terjadi di Kampung Cilisung RW 3 yang mencapai 1,2 meter. Sedangkan di Desa Citeureup, banjir terparah terjadi di Kampung Babakan Leuwibandung RW 14 dengan ketinggian air mencapai 1,1 meter.

"Untuk penanganan akibatan luapan Citarum, kami masih melakukan pendataan kepada warga terdampak banjir di beberapa tempat itu. Hingga saat ini, warga masih bertahan di rumahnya masing-masing dan hanya mengeluhkan kesulitan untuk sahur," ungkap Tata.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia di lapangan, banjir yang merendam beberapa lokasi itu, di beberapa bagian sudah terliah surut. Namun penurunan ketinggian air di permukiman tidak terlalu signifikan akibat tinggi permukaan sungai Citarum masih dalam level tinggi (di atas 4 meter).

Selain perumahan warga, banjir pun turut melumpuhkan akses lalulintas dari Jalan Raya Banjaran di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung menuju Kota Bandung. Akibatnya, arus lalulintas pun dialihkan melalui jalan alternatif yang terhindar banjir dan kemacetan di jalur arlernatif tersebut tak dapat dihindarkan.

Dari pantauan di jalan, kepadatan kendaraan pun terjadi di beberapa titik. Seperti di ruas Jalan Rancamanyar menuju Kota Bandung. Ratusan kendaraan yang hendak menuju Kota Bandung, terjebak kemacetan akibat selain penumpukan kendaraan juga ketidak sabaran pengemudi dalam antrean menyebabkan macet semakin parah.

Kepadatan arus juga terjadi di sepanjang jalan Raya Bojongsoang. Ekor kemacetan kendaraan yang menuju Kota Bandung bahkan hingga Munjul atau sekira 4 km dari pintu tol buah batu. Sementara dari Kota Bandung menuju Baleendah kemacetan parah terjadi hingga Cipagalo menjelang pintu tol Buah Batu.

Salah seorang warga yang hendak berangkat kerja mengeluhkan kemacetan yang terjadi, Sukirman, 29, seorang pegawai perusahaan swasta di Kota Bandung, mengatakan kalau dirinya sudah terjebak kemacetan kendaraan sejak pukul 07.00 hingga pukul 9.00.

"Macetnya parah. Saya pasti telat masuk kantor padahal bulan puasa ini jam kantor dimajukan menjadi jam 7.30 "ungkap dia.

Di lain pihak, keterbatasan jumlah personil polisi yang mengatur arus lalulintas membuat pengendara semakin seenaknya mengambil jalur pengendara lain sehingga kemacetan terjadi dibeberapa simpul di sepanjang jalan alternatif bojongsoang-buah batu ini. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya