LRT akan Ubah Kultur Palembang

Dwi Apriani
06/6/2016 14:55
LRT akan Ubah Kultur Palembang
(Antara/Feny Selly)

PENGAMAT transportasi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mengatakan, angkutan umum dapat berpengaruh dalam membangun kultur baru.

Contohnya PT KAI dalam mengelola commuter line di Jabodetabek, angkutan itu dapat membangun tata kelola angkutan umum dengan kultur yang melayani dan memanusiawikan penumpang.

Mengubah tata kelola sistem tarif angkutan yang lebih murah (melalui PSO) dan sistem ticketing dengan menggunakan kartu dan mesin tiket. Commuter line ini juga merubah tata kelola stasiun, sistem perparkiran, kebersihan dan keamanan perjalanan.

''Yang terpenting, membangun sistem jadwal perjalanan yang lebih memperpendek jeda jarak (headway) antara 5 sampai 10 menit dan pemberitahuan posisi perjalanan kereta,'' ucapnya di Palembang.

Selain itu juga membangun disiplin karyawan dengan insentif dan disinsentif, sehingga kultur layanan tetap terjaga dan membangun ruang dialog, melalui media sosial dan pendekatan ke komunitas pengguna jasa commuter line itu.

Sama halnya dengan itu, maka pembangunan transportasi massal dengan sistem dan teknologi apapun bentuknya akan membuat kultur dari masyarakat menjadi berubah. ''Seperti kondisi pembangunan LRT yang sebabkan kemacetan dimana-mana, namun karena itu juga muncul pola perilaku masyarakat untuk berupaya mencari jalan alternatif agar tak terjebak kemacetan,'' jelas Yayat.

Ia menuturkan, Kota Palembang, Sumatra Selatan adalah termasuk daerah yang didukung anggaran bisa mempercepat pembangunan. Kekuatan anggaran bisa mempercepat penyelesaian, termasuk dalam pembangunan LRT ini.

''LRT di Jakarta sempat terhenti karena anggaran. LRT ini dipercaya akan menjadi solusi pilihan masyarakat Palembang. LRT ini juga akan tertibkan orang-orang dalam menggunakan kereta api, didukung sistem yang ada,'' tukasnya.

Masalah yang kadang ditemui adalah kebiasaan membuang sampah, merokok di tempat umum, dan pedagang asongan ada didalam kereta. Padahal kereta api adalah sarana publik. Untuk merubahnya, didapati solusi sediakan ruangan ber-AC (ada penyejuk ruangan), dan disiapkan gerbong yang bersih dan didukung fasilitas lengkap.

Adanya LRT, kata Yayat, akan tercipta pengembangan Citra Kota (City Branding), reformasi transportasi yang sinergi antar moda transportasi, menjadi kota ramah bagi pejalan kaki (jalur pedestrian dan peningkatan layanan yang manusiawi.

''LRT akan jadi daya tarik Palembang. Investasi dan wisata masuk karena kota aman, nyaman, lancar, menarik, dan menyenangkan. Menjadi promosi produk kota dan memiliki citra positif jaminan bagi investasi dan wisatawan untuk investasi dan berkunjung,'' sebutnya.

Sebelum LRT selesai dibangun dan beroperasional, Yayat menyebutkan ada pekerjaan rumah yang harus pemerintah daerah lakukan. Yakni mendiskusikan sinergitas antar moda transportasi. ''Jika belum ada rencana, ini akan membuat moda transportasi lain, seperti angkot dan sebagainya akan protes,'' tandasnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya