Masyarakat Mulai Terkena ISPA dan Iritasi

MI
27/5/2016 23:59
Masyarakat Mulai Terkena ISPA dan Iritasi
(Antara/Irsan Mulyadi)

DEBU vulkanis Gunung Sinabung yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Karo sejak Sabtu (21/5) telah menimbulkan masalah kesehatan bagi warga setempat.

Gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi penyakit yang paling banyak dikeluhkan masyarakat dan pengungsi.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Karo, Johanes Sitepu, memaparkan, selain ISPA, penyakit iritasi kulit menduduki peringkat kedua.

"Saat ini kami msih mendata daerah-daerah yang terpapar debu vulkaniS. Laporannya akan masuk akhir bulan ini. Laporan sementara, kedua penyakit tersebut paling banyak diderita masyarakat," kata Johanes saat dihubungi di Kabanjahe, kemarin.

Untuk menangani penyakit ISPA, dinas kesehatan setempat baru sebatas membagikan masker kepada masyarakat.

"Kami mengimbau warga untuk selalu menggunakan masker jika bepergian keluar rumah. Sebaiknya kurangi aktivitas di luar rumah untuk menghindari dampak debu yang cukup berbahaya bagi kesehatan," saran Johanes.

Sementara itu, Arif, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, melaporkan potensi erupsi dan awan panas guguran Gunung Sinabung hingga saat ini masih sangat tinggi.

Aktivitas kegempaan yang didominasi gempa-gempa guguran dan berdaya rendah juga masih tinggi.

Erupsi rata-rata terjadi antara dua hingga tujuh kali dalam sehari.

"Jadi, memang potensi bahaya masih tinggi. Untuk rekomendasi, kami masih sama pada status awal (level IV). Masyarakat diimbau tidak masuk daerah zona merah dan memakai pelindung mata serta masker untuk menghindari paparan debu," kata Arif.

Pihaknya sampai saat ini masih memantau pertumbuhan kubah lava Gunung Sinabung.

Untuk potensi awan panas, gugurannya mengarah ke selatan, tenggara, dan condong ke timur.

"Untuk saat ini awan panas guguran lebih condong ke tenggara-timur. Akan tetapi, awan panas sektor selatan-tenggara juga masih terjadi hingga saat ini," tambahnya.

Sementara itu, sebaran material debu erupsi masih bergantung pada arah dan kecepatan angin.

"Semakin tinggi kolom erupsi dan semakin cepat angin bertiup, dampaknya akan semakin jauh."

Dia mencontohkan, pada pukul 08.41 WIB kemarin, awan panas guguran meluncur di dua arah, yakni selatan-tenggara dan tenggara-timur. Dalam sepekan terakhir ini, debu erupsi menyebar ke Kecamatan Brastagi. (PS/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya