Proyek Bendungan Lolak di Sulut Dipacu

Voucke Lontaan
25/5/2016 10:21
Proyek Bendungan Lolak di Sulut Dipacu
(ANTARA/Kornelis Kaha)

PEMERINTAH terus memacu pekerjaan pembangunan Bendungan Lolak yang mendapat dana APBN senilai Rp830 miliar. Bendungan ini berlokasi di Desa Lolak, Kabupaten Bolaang Mongodow, dan merupakan yang pertama dan terbesar di wilayah Sulawesi Utara.

"Pekerjaan fisik dilakukan bertahap. Sekarang ini baru mencapai sekitar 17 persen. Kami masih membutuhkan lahan sekitar 50 hektare lagi," kata Kepala Satuan Kerja non-Vertikal Tertentu Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai I Sulawesi Kementerian Pekerjaan Umum, Marwa, di Manado, Rabu (25/5).

Menurut Marwa, kelayakan pekerjaan pembangunan Bendungan Lolak terus dipantau tenaga ahli dalam dan luar negeri. Misalnya, menyangkut konstruksinya. Sebab bendungan ini diperhitungkan dapat menampung 16 juta kubik air dan mengairi 2.214 hektare sawah di BolaangMongondow yang menjadi sentra produksi beras.

"Coba bayangkan kalau kualitas fisik dibangun tidak layak, 1 juta kubik air saja yang tertampung kalau tercurah tentu sangat membahayakan, apalagi daya tampung bendungan ini 16 juta kubik air. Karena itu pekerjaan bendungan ini tidak sembarang. Para tim ahli bendungan terus memantau di lapangan mengenai kelayakannya," jelasnya.

Sementaraitu, Kepala Balai wilayah Sungai I Sulawesi Djidon Watania menambahkan Bendungan Lolak menyerap dana Rp830 miliar dari APBN multiyears. Luas lahan yang telah dibebaskan 171,44 hektare dengan alokasi dana APBN 2013 dan 2014 sejumlah Rp14 miliar.

"Pembangunan bendungan ini merupakan harapan masyarakat dan Pemerintah Sulawesi Utara. Sebab selain bermanfaat untuk meningkatkan daerah irigasi, bendungan ini juga memberikan supplai air baku kebutuhan domestik, perkotaan, dan industri di Kabupaten Bolaang Mongondow," jelasnya.

Bendungan ini juga, kata Djidon, selain dapat menyuplai air bersih bagi masyarakat dan pengembangan Pelabuhan Bolaang Uki, juga dapat dijadikan obyek wisata, konservasi perikanan air tawar, serta dapat berfungsi mengendalikan ancaman banjir dari luapan air Sungai Lolak.

Menurut Djidon, desain maupun sertifikasi pembangunan Bendungan Lolak telah disetujui pada 2015 dan perusahaan yang mengerjakan adalah BUMN.

Bendungan ini terbesar dan yang pertama di wilayah Sulawesi Utara, diajukan sejak tahun 2006. Proses persetujuan proyek ini tidak mudah, melalui berbagai tahapan, sampai pada desain dan sertifikasi, baru bisa dikerjakan.

"Bendungan ini pula dapat memproduksi air baku 500 liter per detik, serta dapat menghasilkan energi listrik 2,43 MW melalui pembangkit listrik tenaga air. Ini semua demi kepentingan masyarakat sejalan dengan progam pemerintah pusat dan daerah," ujarnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya