Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pinjaman Ultra Mikro yang Bangkitkan Usaha saat Pandemi Mendera

Lilik Darmawan
02/2/2022 18:10
Pinjaman Ultra Mikro yang Bangkitkan Usaha saat Pandemi Mendera
Bengkel kerja UMKM Mandiri Laras di Banyumas, Jawa Tengah, mulai menggeliat lagi setelah mendapat suntikan modal dari PNM Mekaar(MI/LILIK DARMAWAN)


KETIKA pandemi Covid-19 mulai muncul di Indonesia pada Maret 2020,
seluruh bidang kehidupan pun terdampak. Tak terkecuali sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) UMKM pembuatan alat musik kesenian kentongan juga praktis berhenti.

UMKM Mandiri Laras, yang telah berjalan sejak 2017 tiba-tiba terhenti. Sama sekali tidak ada pesanan.

Itu terjadi, karena setelah ada pandemi, tidak ada lagi tanggapan kesenian kentongan. Dengan begitu, usaha pembuatan dan perbaikan peralatan kentongan juga terhenti.

"Wah bingung juga, karena usaha sudah mulai lancar, tiba-tiba ada
pandemi. Dengan munculnya covid-19, maka pekerjaan kami juga mandek.
Di sisi lain, pekerjaan yang lain juga sulit diperoleh. Akhirnya, kami bersama teman-teman juga bekerja serabutan," ungkap Tegar Putra Anugrah, salah satu perajin.

Tegar bersama dengan Ragil Budiyanto, Wahyu Eko Cahyadi dan Wuryanti
memulai usaha pada 2017. Dalam perjalanan, Wuryanti, 45, yang juga ibu dari Tegar memberikan modal untuk membangun kelompok usaha tersebut.

Tegar menambahkan kondisi pandemi memang tidak pernah dibayangkan oleh
mereka. Pengelola dan perajin Mandiri Laras tidak pernah mempersiapkan diri sebelumnya.

"Kami jelas sangat terkejut dengan kondisi pandemi covid-19. Karena usaha benar-benar langsung berhenti. Kami juga berusaha untuk bertahan dengan mencari pekerjaan di luar usaha kami," ungkapnya.

Ragil Budiyanto menambahkan dengan kondisi pandemi covid-19
menghilangkan pendapatan yang sebelumnya selalu ada setiap bulannya.

"Kami biasanya mendapatkan penghasilan sesuai dengan UMK Banyumas,
sekitar Rp2 juta. Lumayan juga bisa untuk hidup. Namun, setelah ada
pandemi, tidak ada pemasukan, karena pembuatan atau perbaikan peralatan seni kentongan tak jalan. Sebab, kelompok seni thek thek atau
kentongan juga tidak ada undangan tampil. Apalagi kemudian ada larangan
pentas seni karena pandemi," jelas Budi, panggilan akrab Ragil Budiyanto.

Sambil menunggu, tambah Wahyu Eko Cahyadi, dia bersama teman-temannya
kembali ke masa sebelum ada UMKM Mandiri Laras.

"Pokoknya, kalau ada pekerjaan apapun kami siap. Bisa jadi tukang batu atau tukang kayu dan pekerjaan serabutan lainnya. Jelas saja, karena tidak rutin, maka hasil dari pekerjaan serabutan tidak mencukupi kebutuhan. Maka, tabungan dari hasil usaha yag dijalankan selama tiga tahun akhirnya dipakai juga," ungkap Wahyu.

Kebangkitan Usaha

Kondisi pandemi yang berdampak pada UMKM Mandiri Laras dirasakan selama
berbulan-bulan. Menjelang akhir 2020, sudah mulai ada yang meminta
perbaikan angklung, bagian dari peralatan kesenian kentongan.

"Lumayan juga sudah mulai ada pemasukan sedikit-sedikit. Tetapi, begitu ada yang memesan peralatan lengkap, kami kebingungan. Sebab, kami tidak memiliki modal. Permodalan itu diperlukan untuk membeli bahan-bahan. Di antaranya adalah bambu wulung atau bambu yang berwarna hitam. Modal kami sudah tersedot selama tidak ada pekerjaan pada waktu pandemi," jelas Tegar.

Ia kemudian berkonsultasi dengan ibunya, Slamet Wuryanti. Ibunya yang
juga ikut serta dalam usaha itu, memberikan jalan keluar. Ia mengambil
pinjaman melalui PNM Mekaar. Mekaar adalah kependekan dari Membina
Ekonomi Keluarga Sejahtera yang merupakan program pembiayaan ultra mikro (UMi).

Wuryanti mengatakan kelebihan dari PNM Mekaar tidak mensyaratkan jaminan atau agunan, sehingga meringankan beban bagi perempuan yang ingin berwirausaha.

Selain itu, disediakan pula bimbingan bagi kelompok usaha
nasabah PNM Mekaar, sehingga membantu agar usaha mereka berkembang.

"Saya kebetulan adalah nasabah PNM Mekaar sejak empat tahun lalu.
Kondisi Mandiri Laras yang sempat mandek, memang membutuhkan dana.
Karena itulah, saya mencairkan pinjaman untuk kembali mendorong
bergeraknya UMKM ini," jelas Wuryanti.

Meski perempuan, tetapi dia merupakan koordinator dari UMKM Mandiri
Laras. Wuryanti pun harus bergerak cepat pada saat usaha mengalami
persoalan.

"Saya tahu, untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi
covid-19, maka yang diperlukan adalah permodalan. Beruntung,
pencairan PNM Mekaar tidak terlalu lama, sehingga UMKM bisa bergerak lagi sampai sekarang," ungkapnya.

Kini, pemasaran UMKM Mandiri Laras sudah sampai ke Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan, Bali dan lainnya. Yang belum hanya Papua saja.

Hingga kini, Mandiri Laras sudah mulai memproduksi dan memperbaiki kentongan.

"Lumayan, saat sekarang sudah mulai jalan. Karena sudah mulai
berkembang, saya juga ditawari lagi pinjaman yang lebih besar. Kemarin
ditawari Rp7 juta," kata Wuryanti.

Produksi alat kesenian secara lengkap yang terdiri dari bedug kecil,
besar, angklung, bas bambu dan lainnya cukup lumayan hasilnya. Untuk
satu satu set peralatan lengkap, berkisar antara Rp10 juta hingga Rp25
juta.

Sementara untuk perbaikan antara Rp100 ribu hingga Rp1 juta. Dalam sebulan, UMKM Mandiri Laras bisa mengerjakan 2-3 set lengkap.

Sementara Kepala Region Manager Mekaar Purwokerto 1 Petik Irawati
didampingi PIC Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) Titi Fauziyati
mengatakan bahwa PNM Mekaar memberikan pinjaman kepada ibu-ibu pra
sejahtera.

"Salah satu contoh yang baik adalah Ibu Wuryanti yang ternyata mampu mengembangkan usaha kerajinan alat kesenian kentongan," jelasnya.

Menurutnya, PNM tidak hanya memberikan pinjaman saja, tapi juga bekal
pelatihan untuk pengembangan kapasitas usaha. "Kami berusaha untuk
memberikan pendampingan, misalnya, bagaimana pengepakan produk,
perizinan hingga pengurusan sertifikat halal."

Saat ini, lanjutnya, di Banyumas sudah ada 24 cabang PNM Mekaar.
Setiap cabang memiliki 3.000-an nasabah. Diharapkan, para nasabah
akan semakin maju usaha mereka yang tujuan akhirnya adalah meraih
kesejahteraan. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya