Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TAMPIL trendi atau fashionable bagi masyarakat, terutama kaum milenial memang sesuatu yang wajib saat ini. Sayangnya, tidak semua orang bisa melakukan itu lantaran terkendala keuangan.
Untuk itu produk lokal Hummock siap memberikan solusi. Clothing brand yang sudah bisa mencapai ke rangking 10 besar nasional di dept store Ramayana itu bahkan hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun. Hummock bahkan sudah lintas ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapore, dan Phnom Penh, Kamboja.
Baca juga: Halal Export Indonesia Bantu UMKM Produk Halal Masuk Pasar ...
“Ini suatu pencapaian yang luar biasa untuk Hummock. Mengingat untuk mencapai posisi 10 besar kami berhasil melewati brand competitor lainnya yang sudah berdiri di atas 10 tahun,” kata Direktur Utama Hummock, Dwi Susanto.
Nama Hummock terinspirasi dari tanaman liar di Australia sejenis mariyuana (ganja). Jika dikaitkan dengan filosofi garment maka pembeli atau orang yang memakai brand Hummock ini, memiliki kegembiraan juga keceriaan serta bisa menjadi suatu ketergantungan. “Harapan kami, produk Hummock membawa kebahagiaan dan keceriaan bagi pemakainya dan ketagihan. Dan kami memiliki tagline the extra ordinary in clothing,” imbuhnya.
Brand Hummock didirikan tiga orang sahabat dari masa kecil. Dan mereka ingin mengembangkan bisnis garment di Indonesia. Adapun visi perusahaan adalah menjadi salah satu garment terbesar di Indonesia, agar bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan misinya mengikuti perkembangan fashion yang bias diserap market Indonesia, baiksecara offline mau pun online.
Hummock menghadirkan produk-produk yang modern dan timeless mengikuti trend sehingga sangat cocok untuk mendukung kehidupan masyarakat yang aktif dan dinamis. Untuk itu, target pasar Hummock di Indonesia adalah masyarakat menengah (middle) dengan range usia 18 tahun – 35 tahun.
“Produk kami sangat terjangkau menyasar middle low, namun kualitasnya bersain dengan brand-brand besar di Indonesia. Apalagi saat ini populasi terbesar di Indonesia adalah milenial yang sangat peduli dengan penampilan. Maka dari itu produk unggulan kami adalah casual/raglan,” kata Dwi Susanto.
“Kami ingin dikenal sebagai brand yang akan dengan ramah di kantong namun dengan design produk yang sedang trend,” lanjutnya.
Hummock sangat konsen dalam memproduksi pakaian. Mulai dari konsep, desain, bahan, jahitan, hingga distribusi market dilakukan sendiri, sehingga kualitas terjamin. Situasi pandemi covid-19 tak mematahkan langkah Hummock untuk tetap eksist. Setelah diterjang pandemi selama lebih kurang 2 tahun perusahaan ingin merambah juga ke market online, namun juga tetap menjaga market offline tetap ada bahkan jika sudah memungkinkan situasi serta kondisi maka dilakukan expansi di berbagai dept store.
Hummock semakin serius dalam meningkatkan penjualan. Berbagai kegiatan dan kampanye dilakukan untuk semakin mendekatkan diri dengan semua masyarakat. Hummock turut berpartisipasi dalam kampanye Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 di sejumlah platform digital yaitu Shopee, Tokopedia, JD ID, Lazada, Bukapalak, dan Blibli.
“Target kampanye kami 3 bulan kedepanya itu berpartisipasi Natalan serta Tahun Baru ikut promo dan tanggal 12.12, 01.01, 02.02. Tunggu apalagi, yuk rayakan Natal dan Tahun Baru Anda dan keluarga bersama Hummock,” jelas Dwi Susanto.
Selain itu, Hummock mengajak masyarakat di Indonesia Timur untuk belanja ke Ramayana dan Roberta setempat dengan memberikan promo special diskon 50 persen.
Dan Toko Online kami ada di beberapa Marketplace terkemuka di Indonesia," tegasnya. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved