Banjir Dipicu Pembalakan Liar

Puji Santoso
18/5/2016 06:05
Banjir Dipicu Pembalakan Liar
(ANTARA/IRSAN MULYADI)

BANJIR bandang di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, yang menewaskan puluhan orang mendapat sorotan para anggota DPRD Sumatra Utara. Pembalakan liar yang terjadi di kawasan hutan lindung Sibolangit menjadi pemicu terjadinya longsor dan banjir bandang.

Dua anggota Komisi A DPRD Sumatra Utara yang membidangi masalah pemerintahan, Burhanuddin Siregar dan Anhar Monel, mendesak agar Pemprov Sumatra Utara segera melakukan investigasi adanya pembalakan liar di kawasan taman hutan raya Sibolangit.

"Sepanjang yang saya tahu, tidak pernah terjadi sebelumnya longsor dan banjir bandang di Sibolangit. Jadi saya curiga ada aktivitas pembalakan di hutan lindung. Saya minta dinas kehutanan menyelidikinya," ujar Anha Monel dari Fraksi NasDem, kemarin.

Anggota Komisi A DPRD Sumut lainnya, Burhanuddin Siregar, juga mendesak aparat kepolisian dan dinas kehutanan untuk mencari tahu adanya dugaan pembalakan liar. "Ini tidak main-main. Setiap ada kejadian banjir bandang dan longsor, pasti dimulai dari aktivitas penebangan hutan secara tidak terkendali," kata Burhanuddin.

Secara terpisah, Pelaksana Tugas Gubernur Sumatra Utara, Tengku Erry Nuradi, mengaku sudah memerintahkan dinas kehutanan menelusuri informasi seputar pembalakan liar di hutan Sibolangit.

Ia pun mengaku mendengar isu adanya pembalakan liar di hulu. "Saya sudah cek kepada dinas kehutanan memang ada di hulu. Ada beberapa pembalakan liar, apakah pelakunya perusahaan atau masyarakat masih dicek," ujarnya.

Sementara itu, tim SAR Gabungan kembali melanjutkan pencarian para korban yang masih dinyatakan hilang tersapu banjir bandang di Telaga Dua Warna, Sibolangit. Pencarian melibatkan 350 personel gabungan.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deli Serdang, Darwin Surbakti, menjelaskan pencarian difokuskan di Sungai Lau Betimus sekitar radius 3 kilometer. Hingga kemarin malam, tim gabungan telah menemukan 16 jenazah yang sudah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk proses identifikasi.

Tim Disaster Victim Investigation Polda Sumut berhasil mengidentifikasi lima jenazah yakni Rafki, 25, Muhammad Iqbal, 32, M Gusti Dwi Prasetyo, 21, Rizki Zahra Nasution, 18, dan Dwi Hastuti Ningsih, 20. Menurut Darwin, diperkirakan masih ada lima korban lagi belum ditemukan. Tim terpaksa menghentikan pencarian karena cuaca buruk.

Persiapan kemarau

Sebaliknya, di sejumlah daerah mulai siaga menghadapi kekeringan. Di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menjelang datangnya musim kemarau, pemkab telah mengantisipasi krisis air bersih dengan menyediakan tandon atau tangki-tangki besar di desa-desa yang mengalami krisis air bersih.

Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Rustam Effendi, mengatakan di wilayahnya banyak sekali kolong eks tambang pasir timah yang kemudian menjadi tempat penampungan air.

Hal sama juga dilakukan masyarakat di Kecamatan Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah. Pihak kecamatan menyediakan satu pompa dengan tenaga kincir angin dan satu pompa lagi bertenaga surya. Kemudian, di Kabupaten Klungkung, Bali, BPBD setempat menyuplai air bersih dari PDAM Klungkung untuk didistribusikan di empat dusun yang mengalami krisis air bersih, akibat kekeringan. (YN/AB/RF/LD/RS/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya