Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SETELAH tiga hari berturut-turut menemukan mayat tanpa identitas di Sungai Muara Padang, Banyuasin, Sumatra Selatan, akhirnya mulai terlihat titik terang.
Keluarga dari keempat mayat yang ditemukan Satuan Polair Polres Banyuasin itu, Senin (16/5), mendatangi RS Bhayangkara Palembang untuk melihat empat mayat keluarganya itu.
Disebutkan, empat mayat itu adalah Tasir,60, Kartini,35, Winarti,14, dan Yani,6. Keempatnya sudah ada di RS Bhayangkara Palembang untuk autopsi.
Perempuan yang mengaku keponakan Tasir, Romena,45, memberikan keterangan kepada wartawan bahwa keempatnya tinggal dalam satu rumah di Trans Swakarsa Mandiri (TSM), Desa Indrapura, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin.
"Saya sudah tahu dari kemarin (Minggu), namun ingin memastikan lagi. Kami dengar informasi dari televisi. Kami semua (keluarga Tasir) tinggal di Desa Meretai, Kecamatan Rambutan, Banyuasin. Sekitar lima jam perjalanan dari rumah kami ke rumah Tasir," ucap Romena.
Ia bercerita, Tasir adalah sosok yang baik dan tidak suka keramaian. Tasir bersama istrinya (Roipah), anak kandung (Kartini), Winarti dan Yani (cucu), tinggal bersama di Desa Indrapura sekitar tiga tahun lalu. Sebelumnya Tasir tinggal di Desa Meretai bersama keluarga besarnya.
"Karena ingin menyendiri, Tasir pindah. Di Indrapura, Tasir buka usaha tani. Dia sudah dua kali membeli tanah di sana (Indrapura). Nah pada pembelian tanah kedua ini seluas 1,5 hektare dengan harga sekitar Rp150 juta dan bermasalah, mungkin ini penyebab pembunuhannya. Tapi mungkin ya, sebab ada sengketa (masalah kepemilikan) di tanah itu dan pernah ada
keributan antara Tasir sama pemilik tanah itu," tukasnya.
Adik kandung Tasir, Senin, mengaku ada satu anggota keluarganya yang belum ditemukan yakni istri Tasir bernama Roipah. "Kami berharap kepolisian bisa secepatnya menangkap pelaku pembunuhan, dan dihukum seberat-beratnya," tukasnya.
Ia mengaku, bukan hanya kelima orang itu yang tinggal satu rumah, ada suami Kartini yang namanya enggan tersebut. Suami Kartini itu sebenarnya tinggal satu rumah dengan korban. Tapi suami Kartini itu sedang bertani di Meretai, karena memang lahan pertanian keluarga masih ada di Meretai.
Yang membuat keluarga semakin sedih adalah karena Winarti, cucu Tasir, merupakan pelajar kelas VI SD Negeri 3 Indrapura yang seharusnya ikut menjalani ujian akhir pada 16 Mei 2016 ini.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel, Daniel Tahi Silitonga mengatakan, saat ini pihaknya sudah menerjunkan tim dari Polda Sumsel untuk menyelidiki dan mengembangkan kasus itu. Mulai dari olah TKP yang tak lain adalah rumah Tasir yang berada di Banyuasin.
"Sepertinya dilakukan oleh orang dekat, dan kemungkinan karena sakit hati tapi saya belum bisa memastikan, akan kita lakukan pendalaman," bebernya.
Hanya saja, kata dia, pihaknya belum bisa menyimpulkan kasus
sebelum mengumpulkan fakta-fakta dan bukti yang lengkap untuk mendukung pengungkapan kasus itu.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved