Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KAPOLDA Lampung Brigjen Pol Ike Edwin menegaskan kasus Mistianah tidak gelap. "Kasus Mistianah terang benderang. Kami cuma memantapkan pelakunya saja," ujar Ike didampingi Kabid Humas Polda Lampung Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih.
Ike mengatakan dirinya bersama jajarang Polda Lampung tidak akan tinggal diam menyelesaikan persoalan yang menimpa Mistianah. "Cuma kita tidak boleh gegabah. Harus cermat sehingga hasilnya memuaskan," ujar Ike.
Ike membenarkan kasus Mistianah mencuat setelah muncul dalam salah satu akun facebook. "Ia, benar. Tapi tidak benar kalau kasus ini didiamkan.
Sebab, dari informasi yang saya terima TKP Mistianah tidak hanya satu. Jadi butuh penyelidikan dan penyidikan yang serius. Mohon sabarnya,"
ujar Ike.
Mencuatnya kasus Mistianah setelah pemilik akun Edi Arsadad menuliskan kisah siswa SDN 01 Pelangka Wati, Kecamatan Labuan Ratu, Kabupaten
Lampung Timur, Provinsi Lampung, yang diculik pada 14 April 2016.
Diceritakan Edi, Mistianah kala itu pulang sekolah lalu berangkat mengaji bersama teman-temannya. Namun korban diiming-imingi es krim oleh dua orang, korban pun menurutinya. Lalu Mistianah diajak ke suatu tempat dan diperkosa kemudian dibunuh oleh pelaku. Jasad bocah malang itu baru ditemukan pada Minggu 17 April
2016 di sebuah gubuk kosong, di tengah kebun karet yang berjarak sekira 15 kilometer dari rumahnya.
"Saat ditemukan, jasad sudah dalam keadaan sulit dikenali. Dan sudah beraroma tidak sedap. Hingga saat ini pelaku pembunuh belum tertangkap," tulis Edi.
Ike menambahkan, kasus serupa juga terjadi di Lampung Utara. Tak kurang dari empat jam, Polres Lampung Utara (Lampura) mampu mengungkap dan menangkap tiga pelaku terduga pembunuhan disertai pemerkosaan, terhadap Vina Lindia,17, warga LK III, Kelurahan Sindang Sari, Kotabumi, yang jasadnya ditemukan mengapung di aliran Way Batanghari Dusun Ulak Durian, Desa Bandar Agung, Kotabumi Ilir.
Ketiga pelaku yakni Dedi Wijaya,28, warga pasar pagi Kotabumi, Budiyono,24, dan Ari Purnomo,29, keduanya warga Sindang Sari Kotabumi.
Ike menjelaskan motif dalam peristiwa itu berawal dari keinginan salah satu pelaku yang mau menguasai handphone dan uang korban. Namun, saat di lokasi kejadian, terjadilah pemerkosaan dan pembunuhan tersebut.
Dijelaskan, yang pertama kali diamankan yakni Ari Purnomo, pada Senin(9/5) sekira pukul 15.00 WIB. "Dari keterangan saksi, bahwa Ari yang
menanyakan keberadaan korban kepada dirinya. Dari keterangan saksi itu, Ari langsung kita mintai keterangan dan terbukti dia terlibat sehingga
langsung kami tahan," ujarnya.
Tak sampai di situ, lanjut Ike, pihaknya melakukan pengembangan berdasarkan keterangan Ari, hingga mengarah kedua terduga lainnya.
"Semua terduga kami amankan di rumah masing-masing. Dan saat ketiganya dibawa untuk menunjukkan lokasi, mereka berusaha kabur sehingga anggota
kami terpaksa melumpuhkan kaki ketiga pelaku dengan timah panas," paparnya.
Kapolda mengakui pihaknya mengamankan barang bukti berupa pakaian korban, HP, serta kayu yang dipergunakan para pelaku.
"Mereka akan kami jerat dengan pasal 365 dan 338 KUHP yang ancaman hukumannya penjara seumur hidup," pungkasnya.
Di tempat terpisah, Dedi salah satu pelaku mengakui perbuatannya. Dia menjelaskan dirinya diajak oleh Ari yang berniat mengambil handphone dan uang korban.
Saat itu mereka bertiga mengikuti korban yang mengendarai motor di dalam perkebunan sawit. "Di lokasi itu Ari memukul kepala belakang korban pakai kayu, dan saya memukul dadanya hingga dia (korban) pingsan. Lalu Ari mengambil HP dan uangnya," katanya
Saat korban tak sadarkan diri, lanjut Dedi, dirinya timbul hasrat untuk memperkosa korban, dan niatannya itu diikuti kedua rekannya. "Saya yang pertama memperkosanya, lalu Budi Dan terakhir Ari," ujar pria yang berprofesi sebagai buruh angkut di pasar itu.
Usai melampiaskan nafsunya, lanjut Dedi, dia kembali memukul dada korban dengan kayu hingga akhirnya korban meninggal. "Setelah kami gituin (perkosa), korban saya pukul lagi hingga meninggal, lalu kami buang ke sungai," pungkasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved