Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Kang Emil Edukasi Kebangsaan 20 Remaja Terpapar Paham Kanan

Adi Kristiadi
12/12/2021 09:05
Kang Emil Edukasi Kebangsaan 20 Remaja Terpapar Paham Kanan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengedukasi kebangsaan bahgi 20 pemuda yang terpapar paham kanan, di Garut, Sabtu (11/12)(dok.Kominfo Jabar)

KANG Emil sapaan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan edukasi kebangsaan kepada 20 warga yang terpapar paham kanan, Negara Islam Indonesia (NII), di SDN Sukamentri 3-4-5, Garut, Desa Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, kemarin.

"Saya tadi jadi guru di sebuah kelas kepada 20 orang yang mana mereka terpapar paham NII, dan penataran ini pentingnya menghargai perbedaan dan melihat kebhinekaan sebagai rahmat bukan sebagai kebencian. Karena, Pancasila adalah sebagai kesepakatan untuk membangun rumah Indonesia yang lestari," kata Kang Emil melalui keterangan tertulinya, Minggu (12/12)

Emil mengatakan, remaja di Desa Sukamentri yang terpapar paham radikalisme NII karena sejumlah faktor seperti pengetahuan agama minim, pendidikan, hingga persoalan ekonomi. Namun, paham NII tersebutbnyata adanya dan berbahaya bila banyak remaja yang terpapar.

"Itu nyata, oleh karena itu saya turun langsung menjadi guru untuk mengembalikan mereka ke dalam paham ideologi pancasila yang kuat," tuturnya.

Ia mengatakan, ideologi pancasila apabila diganggu oleh perang pemikiran sayap kiri, khilafah, komunis maupun tentang paham menyimpang lainnya harus dilawan dengan pemberian pemahaman pancasila mendalam secara bertahap terlebih pemahaman ideologi pancasila ini diberikan kepada remaja.

"Jadi kalau diganggu perang pemikiran sayap kiri, khilafah atau komunis misalnya maka harus kita lawan," ujarnya.

Menurutnya, dirinya ingin respons yang cepat mengembalikan ideologi pancasila kepada warga yang terpapar dan berharap, setelah diberikan pemahaman, mereka akan menjadi pohon yang kuat dalam menaungi pancasila.

"Jangan sampai kita hanya jadi 'pemadam kebakaran' yang saat ada kejadian baru kita merespons, tapi kita menyemaikan bibit-bibit supaya mereka jadi pohon yang kuat dalam menaungi pancasila," paparnya.

Sebelumnya, puluhan anak korban pembaiatan Negara Islam Indonesia (NII) di Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat berikrar setia ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Puluhan anak itu, sebelumnya diketahui menyebut pemerintah Indonesia 'thogut' hasil dari cuci otak pelaku pembaitan NII.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Wahyudijaya mengatakan, puluhan anak yang ikrar setia kembali ke NKRI adalah 90 persen dari total anak yang dicuci otaknya. Namun, sebelumnya diketahui anak tersebut telah mendapatkan pendampingan terapi yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAI).

"Ikrar setia dilakukan pada hari Jumat (29/10) kemarin di Gedung Islamic Center, Kecamatan Garut Kota. Dalam kegiatan dihadiri juga oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama KPAID, terungkapnya puluhan anak yang masuk NII, Pemerintah Kabupaten Garut, BNPT, dan KPAI terlibat aktif melakukan penanganan secara khusus terjun ke lapangan untuk mencegah paham radikal terutamanya di masyarakat," katanya. (OL-13)

Baca Juga: Tim Ahli Wapres Minta Anwar Abbas Luruskan Pernyataan Ketimpangan Tanah



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya