Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Atasi Lahan Kritis, Bank Indonesia Kembangkan Agroforestri di Jabar

Bayu Anggoro
10/12/2021 23:20
Atasi Lahan Kritis, Bank Indonesia Kembangkan Agroforestri di Jabar
Penanaman pohon dilakukan Bank Indonesia Jawa Barat di kawasan Bandung Utara(MI/BAYU ANGGORO)


LAHAN kritis di Jawa Barat tergolong luas. Hingga saat ini sedikitnya terdapat 700 ribu hektare yang berpotensi menyebabkan bencana seperti longsor, erosi, dan banjir.

Dari jumlah tersebut, 19 ribu hektare di antaranya berada di Kawasan
Bandung Utara. Hal ini mendorong berbagai pihak untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya menanam pohon.

Salah satunya dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat yang melakukan penanaman pohon di wilayah itu, Jumat (10/12).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat Herawanto mengatakan,
melalui Program Sosial Bank Indonesia-Dedikasi Untuk Negeri, pihaknya melakukan penanaman pohon di Desa Mandala Mekar, Kecamatan Cimenyan,
Kabupaten Bandung. Selain untuk fungsi konservasi, pohon yang ditanam
pun berfungsi untuk pemberdayaan masyarakat khususnya dari sisi ekonomi.

"Dengan agroforestri ini, kita bisa berharap dari sisi pemberdayaan
ekonominya. Jadi tidak hanya dari konservasi saja," kata Herawanto.

Dengan penanaman pohon ini, lanjut dia, diharapkan masyarakat selaku pemilik lahan setidaknya mampu memenuhi kebutuhan pangannya terutama kebutuhan buah-buahan. Terlebih, saat ini, harga pangan menjadi salah satu faktor meningkatnya inflasi.

"Mudah-mudahan pohon yang ditanam ini juga bisa menjaga stabilitas
pangan. Paling tidak masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangannya dari
sini, atau lebihnya bisa dijual," katanya.

Menurut Herawanto penanaman pohon selaras dengan program kerjanya dalam mendukung ekonomi hijau. "Kami menggagas ekonomi hijau.
Pak Gubernur juga sudah menggagas ini agar bisa berkontribusi terhadap
ekonomi, sekaligus menjamin sumber daya alam kita ini bisa dilestarikan," tambahnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Epi
Kustiawan bersyukur dengan adanya pihak-pihak yabg berkontribusi
terhadap penghijauan. Terlebih, jumlah lahan kritis di wilayahnya masih sangat luas.

"Ada sekitar 700 ribu hektare di seluruh Jawa Barat," ujarnya.

Untuk mengatasinya, kata Epi, pihaknya menggagas program 50 juta penanaman  pohon.

Hingga saat ini sudah terdapat 53 juta pohon yang ditanam  sejak program tersebut diresmikan. "Dengan 50 juta pohon yang ditanam itu, perbaikan lahan kritisnya baru 125 ribu hektare," kata dia.

Dengan begitu, masih terdapat banyak lahan kritis yang harus segera
dihijaukan. "Kami ingin perbaikan lahan hijau ini jadi tanggung jawab
bersama," ujarnya.

KBU, menurut Epi, juga memiliki lahan kritis yang perlu perhatian serius. Padahal, kawasan ini merupakan sub daerah aliran sungai Cikapundung yang terhubung dengan Citarum.

"Semua pihak harus turut serta dalam penghijauan kembali, agar lahan kritis tidak bertambah luas," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya