Pemprov Bali Uji Coba 9 Titik Sirene Tsunami

Arnoldus Dhae
26/4/2016 11:08
Pemprov Bali Uji Coba 9 Titik Sirene Tsunami
(Antara)

PEMERINTAH Provinsi Bali melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melakukan test sirine tsunami di 9 titik yang terpasang di Bali.

Kepala UPT Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali Gede Jaya Serataberana menjelaskan, test dilakukan setiap tanggal 26 dalam bulan seperti yang sudah dilakukan hari ini, Selasa (26/4).

"Dan untuk hasil test hari ini semuanya berjalan normal. Sebelumnya, petugas kami di lapangan yang ada di 9 titik tersebut melakukan pengumuman lewat pengeras suara bahwa pada pukul 10.00 Wita hari ini akan dilakukan ujicoba sirine tsunami. Hasil pantauan tim kami di lapangan, semua sirine tsunami di 9 titik tersebut semuanya normal. Bunyinya sangat keras dan bisa menjangkau 3 kilometer," ujarnya.

Hasil test tersebut sudah dilaporkan ke seluruh pihak terkait di antaranya, SAR Bali, BMKG Wilayah III Denpasar, Gubernur Bali, Kepala BPBD Bali, kepolisian dan TNI setempat dan diteruskan ke BNPB yang ada di pusat. Test dilakukan setiap pukul 10 Wita. Penekanan tombol sirine itu dipusatkan di ruang operasi Pusdalops Bali.

"Kita melakukan aktivasi atau penekanan sirine selama 3 menit dan sirene itu terhubung ke seluruh titik yang terpasang. Dan hasilnya semuanya berjalan normal," ujarnya.

Laporan dari petugas yang ada di titik sirine, semua sirine tsunami berfungsi normal. Bunyi pengeras suara dan sirine terdengar keras. Ke-9 titik yang terpasang sirine adalah Sanur, Seminyak Kuta, Kedonganan, Kuta, Tanjung Benoa, Serangan, BTDC, Seririt Buleleng dan Tanah Lot Tabanan.

Sementara Kepala BPBD Bali Dewa Indera mengatakan, sebenarnya seluruh pantai di Bali bisa berpotensi tsunami. "Kita berharap dengan terus dilakukan uji coba, masyarakat di daerah peta bencana tersebut bisa lebih sadar. Sebab ketika sirine itu bunyi bukan pada tanggal 26 setiap bulan atau sirene bunyi tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu maka di situlah mereka harus tahu ke mana jalur evakuasi," ujarnya.

Ia menjelaskan, sebelumnya ada kunjungan dari Komisi VIII DPR RI. Bali sudah meminta tambahan sirine peringatan dini di 13 titik. Namun sampai saat ini memang belum ada realisasinya.

Sesungguhnya media kentongan (kulkul) atau sarana lain bisa dipakai untuk memeberi peringatan dini ke warga sekitar pantai untuk menjauhi pantai bila tsunami terjadi.

"Artinya respon warga dan petugas jejaring kita perlu juga kita tingkatkan kapasitasya utk peduli, siaga dan bersiap," ujarnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya