Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Masyarakat Diminta tidak Mudah Percaya dengan Kabar Hoaks

Mediaindonesia.com
20/3/2021 07:05
Masyarakat Diminta tidak Mudah Percaya dengan Kabar Hoaks
Direktur Eksekutif Lemabga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri.(Dok.Pribadi)

MASYARAKAT diminta berhati-hati dengan berbagai kabar yang belum tentu kebenarannya, terutama yang terkait dengan masalah politik. Sebab hal itu bisa memecah belah persatuan dan persaudaraan sesama anak bangsa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Lemabga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri.  Pernyataan Rudi itu terkait beredarnya undangan deklarasi dukungan Puan Maharani dan Moeldoko sebagai capres-cawapres 2024. Dalam undangan deklarasi yang dituliskan berasal dari Pro Bakti NKRI itu menurut rencana akan berlangsung pada Senin (29/3) mendatang di salah hotel di Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga:  Bareskrim Polri Ungkap 104 Kasus Hoaks Sepanjang 2020

“Saya sudah cek kesana-kemari tidak ada pemberitaan dan saya juga mengecek langsung ke hotel ternyata benar-benar hoax dan berita palsu,” ujar Rudi di akun Youtube-nya Kanal Anak Bangsa.
    
Menurut dia, pembuat poster itu sengaja membuatnya sebagai upaya framing isu dan memberikan pesan bahwa seolah-olah Megawati Soekarnoputri atau PDI Perjuangan (PDIP) terlibat dalam KOngres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara.
 
“Ini kan bahaya, sangat berbahaya! Sebab ini menjerumuskan PDIP, Bu Megawati, serta juga Moeldoko, padahal kenyataannya yang saya tahu dari beberapa elite PDIP, PDIP dan Ibu Megawati tidak tahu menahu dan justru merasa un-happy dengan kejadian Partai Demokrat,” kata Rudi.

Ia menduga bahwa poster dibuat oleh kelompok yang pro dari kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dengan sengaja mendesain untuk mendiskreditkan PDIP dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.  “Gaya politik semacam ini, strategi poltik semacam ini kotor dan memalukan.”

“Bukan saatnya lagi masyarakat di provokasi diadu domba seperti ini. Elite politik harusnya memberikan contoh yang baik. Provokasi seperti ini sangat memalukan dan menyudutkan yang bersangkutan dan tidak memberikan pembelajaran bagi siapapun,” tambahnya.

Ia pun meminta para korban hoax itu untuk melapor ke pihak berwajib agar dapat diproses secara hukum, karena jika terus dibiarkan sangat membahayakan keberlangsungan demokrasi negara ini.

“Saya tidak tahu luapan amunisi atau jebakan apa yang digelontorkan itu. Tapi menurut saya ini sangat berbahaya, mudah-mudahan ini tidak dilakukan secara sistemik. Kalaupun Ini dilakukan oleh orang-orang pro Partai Demokrat, selayaknya SBY maupun AHY harus menegurnya,” ungkapnya.

“Saya sudah beberapa kali mengkritik tentang hal ini, apapun terjadi harus diakui Pak SBY Pak AHY bahwa di internal Demokrat ada something wrong atau sesuatu yang salah,” jelas Rudi.

“SBY dan AHY harus menertibkan kelompok-kelompok yang pro ini jangan pernah boleh sebutkan post truth atau informasi informasi palsu yang dapat memperkeruh suasana,” ujarya. (Ant/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya