Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEUSAI menunaikan salat zuhur, Aidil, 56, duduk bersila di depan televisi. Wajah warga Jalan M Hatta 19, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat, itu nampak pucat, tidak terlalu bersemangat.
Bersama sang istri, Asmizar, 54, Irwan Wahyuda, 25, anak, dan sejumlah keluarganya, Aidil terus memantau perkembangan penyanderaan Wendi Rakhadian, 29, anaknya.
"Teringat Wendi, membuat saya sakit karena kurang tidur. Makan juga kurang," ungkap Aidil.
Wendi ialah salah satu anak buah kapal Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Ia bersama sembilan orang lainnya masih bertaruh nasib.
Kelompok itu memberi tenggat hari ini untuk pembebasan dengan uang tebusan senilai Rp14,3 miliar.
Kapal Brahma 12 dan Anand 12 yang berangkat dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, dibajak kelompok Abu Sayyaf, 26 Maret lalu.
Kemarin, lanjut Aidil, dia sudah dihubungi Kementerian Luar Negeri dan PT Patria Maritim Line, pemilik kapal.
"Kedua pihak itu memastikan anak kami aman dan meminta kami sabar serta menjaga kesehatan. Perusahaan mengaku terus berupaya melakukan negosiasi dengan kawanan perompak dan meminta kami terus berdoa," lanjut pria yang bekerja sebagai staf di Kantor Kelurahan Cupak Tangah, Padang, itu.
Aidil mengaku terakhir berkomunikasi dengan sang anak pada 23 Maret, tiga hari setelah disandera.
"Terus terang, menunggu 24 jam seperti tenggat yang ditentukan penyandera, kami sangat cemas. Namun, saya ikhlas apa pun yang akan terjadi. Saya serahkan semuanya kepada Tuhan," tambah Aidil.
Namun, ia menaruh harapan besar pada pemerintah dan perusahaan dalam upaya penyelamatan Wendi.
"Sebagai orangtuanya, saya punya firasat Wendi akan selamat. Ia akan pulang."
Kecemasan juga dihadapi keluarga Bayu Oktavianto, ABK lain yang juga disandera kelompok Abu Sayyaf.
Sang ayah, Sutomo, 50, menunggu cemas kabar pembebasan anaknya di rumah mereka di Dukuh Miliran, Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, kemarin.
"Ancaman dan batas waktu yang berakhir pada 8 April, membuat kami miris dan cemas. Kami hanya berharap pemerintah segera membebaskan seluruh sandera dan mereka bisa kembali ke Tanah Air dalam keadaan selamat," ujar Sutomo.
Untuk menghibur Sutomo dan keluarganya, Bupati Klaten Sri Hartini berkunjung ke rumah mereka, Selasa (5/4).
Sejak Bayu disandera, nyaris setiap hari rumah Sutomo dikunjungi banyak orang, termasuk Komandan Kodim 0723/Klaten Letkol (Inf) Bayu Jagat, jajaran Polsek Delanggu, dan tokoh masyarakat.
Keluarga Sutomo dan tetangga setiap malam juga menggelar zikir dan doa bersama.
"Mudah-mudahan doa kami terkabul. Semua sandera diberi kesehatan, kekuatan, serta segera dibebaskan dan pulang dengan selamat," ujar Sutomo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved