Banjir Bandang Hancurkan Dua Rumah

DG/SL/BB/AD/LD/JS/N-2
29/3/2016 01:00
Banjir Bandang Hancurkan Dua Rumah
(ANTARA/Fahrul Jayadiputra)

BANJIR bandang akibat meluapnya air Sungai Cibaligo di Kota Cimahi, Jawa Barat, kemarin, membuat dua rumah hancur dan 125 rumah lainnya terendam air.

Warga menyatakan banjir tahun ini merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir.

"Banjir menggenangi rumah setinggi 1-2 meter. Banjir masuk ke rumah, merusak perabotan dan barang-barang elektronik," papar Kodir, warga di RT 02/RW 02, Kelurahan Melong, Cimahi Selatan.

Wilayah itu selalu dikunjungi banjir setiap tahun.

Hanya tahun ini air masuk dengan cepat ke rumah-rumah dan ketinggian air di luar dugaan sehingga warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka.

Banjir bandang juga menerjang sejumlah desa di Kecamat-an Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Ratusan rumah terendam air sedalam 1 meter.

Air bercampur lumpur juga menyebabkan akses jalan antardesa terputus.

"Satu rumah di Desa Pancakarya hancur dan sebuah jembatan gantung di Desa Mengkadai hanyut terbawa air," papar pengurus Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jambi, Arif Munandar.

Tidak hanya banjir, bencana tanah longsor atau tanah bergerak juga membuat 40 keluarga di Desa Payung Agung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, harus diungsikan.

Petugas memutuskan rumah mereka harus dikosongkan karena pergerakan tanah masih terjadi di lokasi itu.

"Rumah mereka berada di kawasan perbukitan, sangat labil saat hujan turun. Tanah bergerak telah menyebabkan dinding sejumlah rumah terbelah," ungkap Kepala Desa Payung Agung, Yana.

Di Kabupaten Sukabumi, tanah longsor di Kecamatan Cireunghas, menutup ruas jalan lingkungan.

"Pemkab Sukabumi masih menetapkan status siaga darurat bencana tanah longsor dan banjir pada 11 Januari-14 April," kata Kabid Kedaruratan BPBD Sukabumi Usman Susilo.

Pergerakan tanah juga masih terjadi di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sampai kemarin, 16 rumah rusak berat dan roboh, serta 7 rumah lainnya terancam.

Jumlah pengungsi mencapai 267 jiwa.

Koordinator Posko Aju Clapar BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo, menyatakan gerakan tanah masih terus terjadi setiap harinya.

"Kami berencana merelokasi warga."

Bencana lain berupa angin kencang mengepung sejumlah wilayah di Klaten.

Selain rumah rusak akibat tertimpa pohon tumbang, kejadian itu juga membuat sejumlah tiang listrik patah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya