Wabah Flu Burung Marak di Peternakan Warga

Benny Bastiandy
27/3/2016 11:24
Wabah Flu Burung Marak di Peternakan Warga
(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

RATUSAN unggas milik masyarakat di empat kecamatan di Sukabumi, Jawa Barat, mati mendadak sejak awal 2016. Dari hasil pemeriksaan, unggas yang mati mendadak positif terpapar virus flu burung (H5N1). Meski begitu, belum ada laporan masyarakat yang terjangkit virus serupa.

"Empat kecamatan itu ialah Tegalbuleud, Sagaranten, Kabandungan, dan terakhir, Cikidang. Dari hasil tes laboratorium, penyebab kematian mendadak unggas di empat kecamatan karena virus flu burung," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Winda Sri Rahayu, kemarin.

Berdasarkan hasil penelusuran tim Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, di Kecamatan Kabandungan, jumlah unggas yang mati 185 ekor, di Kecamatan Cikidang 31 ekor, serta di Kecamatan Tegalbuleud dan Sagaranten mencapai ratusan ekor.

Menurutnya, banyaknya unggas yang mati disebabkan masyarakat terlambat melaporkan kejadian itu kepada pemerintah. Masyarakat menduga kematian unggas disebabkan penyakit Newcastle disease atau tetelo. "Seperti di Kecamatan Cikidang. Terjadinya kematian massal unggas milik warga sekitar dua pekan lalu. Tapi warga baru melapor beberapa hari lalu," tambah Winda.

Dinas Peternakan sudah melakukan upaya-upaya pengendalian di lapangan yang sesuai dengan standar operasional. Termasuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar cepat melapor ketika terjadi kematian mendadak unggas peliharaan mereka. "Pelaporan cepat itu dilakukan agar kita juga bisa mengambil tindakan cepat. Kami juga sudah imbau masyarakat agar tidak membuang sembarangan bangkai unggas yang mati mendadak. Misalnya, dibuang ke sungai karena bisa menyebarkan virus flu burung."

Surat edaran
Pada kesempatan berbeda, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyatakan Kabupaten Sukabumi belum betul-betul terbebas dari penyebaran flu burung. Ia meminta Pemkab Sukabumi untuk segera menyebarkan surat edaran peningkatan kewaspadaan penyebaran flu burung ke setiap kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

Sementara itu, di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, hasil uji sampel terhadap ribuan ayam yang mati mendadak di Desa Sembung, Kecamatan Sukorame, belum diketahui.

Sampel ayam mati mendadak sudah dikirimkan ke laboratorium Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur di Surabaya. Dinas Peternakan Lamongan telah menyemprotkan cairan disinfektan ke kandang milik 10 peternak.

Ninik Murti Ningsih, salah satu pemilik peternakan, menjelaskan sebelum mati, mata ayam bengkak dan kepalanya biru seperti memar. "Saya mengalami kerugian jutaan rupiah," ujar Ninik. (YK/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya