Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MUDA Mahendrawan memilih jalur perseorangan untuk bertarung dalam Pilkada di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Jabatan Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Kalimantan Barat pun dilepasnya. Dia mengundurkan diri dengan pertimbangan etika, dan menghindari konflik kepentingan dengan partai politik.
Muda memilih jalur perseorangan karena dukungan politik dari jalur ini dinilainya lebih riil daripada melalui jalur partai. Dia juga merasa lebih leluasa bergerak tanpa harus memikirkan politik balas budi manakala terpilih sebagai kepala daerah. Perjuangan untuk mewujudkan visi, misi, dan janji saat kampanye pun lebih fokus.
Muda menggandeng Andreas Muhrotein sebagai wakilnya. Mereka kemudian menggalang dukungan masyarakat melalui pengumpulan foto kopi kartu tanda penduduk (KTP). Relatif tidak sulit bagi mereka untuk memenuhi syarat minimal dukungan bagi calon perseorangan tersebut. Kedua figur ini cukup populer bagi masyarakat Kubu Raya.
Muda ialah seorang notaris yang berkantor di Kubu Raya. Dia juga aktif di berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, dan penggagas pembentukan Kabupaten Kubu Raya. Nama besar orang tuanya yang mantan Rektor Universitas Tanjungpura ikut mengatrol popularitasnya. Sementara itu, Muhrotein dikenal sebagai tokoh pendidikan yang bersahaja.
"Sebagian (foto kopi) KTP itu diberikan oleh warga tanpa diminta. Sebagiannya lagi baru dari hasil pengumpulan oleh tim relawan," kata Muda kepada Media Indonesia, Minggu (13/3).
Pasangan perseorangan ini akhirnya memenangi pilkada pada 2008 tersebut setelah melalui dua putaran. Rival terakhir mereka ialah kandidat dari PDI Perjuangan, yakni Sujiwo-Raja Sapta Oktohari. Sujiwo saat itu menjabat Ketua DPRD Kubu Raya, dan Ketua DPC PDIP, partai pemenang pemilu di Kubu Raya. Adapun Oktohari dikenal sebagai pengusaha muda, dan putera dari tokoh Kalimantan Barat Oesman Sapta.
Pilkada Kubu Raya 2008 diikuti oleh enam pasangan calon dari partai politik, dan dua pasangan dari jalur perseorangan. Beberapa partai yang kandidatnya kalah pada putaran pertama kemudian mendukung Muda-Muhrotein di putaran kedua. Sementara itu, para kandidat mereka justru mendukung Sujiwo-Oktohari.
Muda-Muhrotein merupakan kepala daerah pertama di Kubu Raya. Mereka juga tercatat sebagai bupati dan wakil bupati pertama dari jalur perseorangan di Kalimantan. Muda mengaku mereka relatif tidak mengalami persoalan politik berarti saat memimpin Kubu Raya pada 2009-2014.
Walaupun dari jalur non-partai, hubungan mereka dengan DPRD tetap harmonis. "Itu semua bergantung bagaimana kita membangun komunikasi politik yang baik," ungkap lelaki kelahiran 17 Agustus 1970 ini.
Selama dipimpin Muda-Muhrotein, berbagai prestasi diraih daerah otonom hasil pemekaran dari Kabupaten Pontianak tersebut. Di antaranya, Otonomi Award 2010, dan Innovative Goverment Award. Kabupaten termuda di Kalimantan Barat ini juga meraih lima besar terbaik nasional dalam pelayanan publik di bidang investasi pada 2012.
Muda kembali maju melalui jalur perseorangan pada Pemilukada 2013. Dia kali ini mengandeng Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kubu Raya Suharjo sebagai wakilnya. Sementara itu, Muhrotein tidak mencalonkan lagi sebagai kepala daerah. Pemilukada 2013 diikuti oleh lima pasangan calon.
Muda-Suharjo kalah dalam satu putaran. Perolehan suara mereka terpaut 1,8% lebih rendah dari raihan pasangan Rusman Ali-Hermanus Darus yang ditetapkan sebagai calon terpilih. Rusman ialah mantan anggota DPR, dan Hermanus ialah politikus PDIP. Rusman-Hermanus diusung oleh Koalisi PDIP, PAN, dan PBR.
Tim pemenangan Muda-Suharjo menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka menuding adanya praktik politik uang dan berbagai kecurangan di balik kemenangan tersebut. Namun, gugatan yang diajukan melalui tim pengacara dari Ihza & Ihza Law Firm itu ditolak majelis hakim. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved