Virus Picu Harga Cabai Naik

Jessica Sihite
11/3/2016 04:45
Virus Picu Harga Cabai Naik
(MI/BENNY BASTIANDY)

HASIL penelusuran Media Indonesia di berbagai daerah, Kamis (10/3), menunjukkan kenaikan harga capai mencapai 100% dari kisaran Rp25 ribu per kg pada pekan lalu menjadi Rp50 ribu per kg.

Kenaikan 100% itu terjadi di Pasar Sagaranten Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat; Priangan Timur, Jawa Barat; dan Palembang, Sumatra Selatan.

Bahkan, di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, harga cabai rawit melonjak ke kisaran Rp70 ribu per kg, sedangkan cabai merah Rp65 ribu per kg.

Komoditas cabai merah di pasar tradisional Kabupaten Sukabumi dipasok dari Jakarta dan Bandung.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukabumi, Ela Nurlela, yang ditemui seusai memantau harga, menyebutkan harga cabai merah melonjak karena faktor cuaca.

"Komoditas sayuran rentan membusuk dengan tingginya curah hujan," ujar Ela.

Kepala UPTD Pasar Induk Cikurubuk Priangan Timur Dodi Indra sependapat bahwa musim hujan membuat cabai cepat membusuk sehingga stoknya berkurang tajam.

Pada musim hujan, menurut Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Kabupaten Ciamis Pipin Aripin, beberapa penyakit kerap menyerang tanaman hortikultura, di antaranya layu fusarium, virus, dan antraknosa.

Tanaman cabai hampir 30% terserang penyakit layu.

Serangan penyakit holtikultura perlu mendapat perhatian pemerintah.

Sebab, di Banyumas, Jawa Tengah, virus itu telah menyebabkan petani cabai gagal panen.

Salah satu yang paling ganas disebut virus kuning, yang dapat membuat daun dan puncak menguning serta membuat pertumbuhan cabai menjadi kerdil.

Petani asal Sumbang, Banyumas, Giyanto, 42, mengungkapkan virus kuning tidak hanya menyerang sentra cabai di Banyumas.

"Sesama petani cabai di Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo juga mengeluhkan hal serupa. Virus kuning menyebabkan hasil panen merosot. Dampaknya, pasokan ke pasaran berkurang dan membuat harga melonjak," tuturnya.

Pemetaan wilayah
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri, mengutarakan penyebab pasokan berkurang ialah adanya penyakit tanaman dan banyak petani yang tidak menanam cabai pada musim hujan.

Karena itu, dia berharap pemerintah memetakan wilayah-wilayah produksi bahan-bahan kebutuhan pokok.

Komoditas unggulan setiap daerah harus diidentifikasi dan diperkuat.

Pemerintah juga mesti memperbaiki data jumlah produksi seluruh bahan pokok dan pangan nasional.

"Pemerintah juga semestinya menyiapkan moda transportasi yang aman, misalnya, gerbong kereta, agar tidak terganggu di musim hujan dan banjir," saran Abdullah.

Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis Kementerian Perdagangan, Robert James Bintaryo, juga mengatakan musim hujan ialah penyebab tingginya harga cabai.

"Memang harga naik karena musim penghujan. Jadi, cabai cepat busuk. Selain itu, permintaan cabai merah dari luar Jawa juga sedang naik," tuturnya.

Tentang harga bawang merah, Robert mengaku, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian.

Dia enggan berspekulasi tentang alasan kenaikan harga bawang merah yang diduga akibat adanya penyimpanan barang oleh para pedagang besar. (BB/AD/RF/LD/DW/JS/T-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya