Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KRISIS elpiji ukuran 3 kg (kilogram) di kawasan Provinsi Aceh sudah berlanjut hingga dua pekan terakhir. Ironisnya kelangkaan bahan bakar utama kebutuhan dapur itu ditengah masyarakat sedang menghadapi covid-19.
Pantauan Media Indonesia sejak sepekan terakhir di Kabupaten Pidie, warga sibuk mencari elpiji tabung mirip melon itu. Bahkan pangkalan atau distributor resmi yang mereka singgahi, banyak yang tutup atau sedang tidak melayani pembeli.
Ketika ditanyakan, si pemiliknya mengaku gas sedang tidak ada barang. Kemudian di pintu gudang atau pada bagian depan kedai pengecer tertera tulisan, gas habis.
Bila berpatokan kepada keterangan si pengecer dan melihat tulisan yang dipasang itu, seolah olah benar stok gas ditempat usahamya sudah habis. Ironisnya para distributor sudah menjadi kebiasaan menjual gas bersubsidi itu kepada kios atau pengecer liar.
Modus yang mereka lakukan adalah dengan cara membuka segel penutup pentil. Seolah olah yang mereka angkut dengan menggunakan becak atau mobil bak terbuka itu adalah tabung kosong.
"Di pangkalan harga eceran tertinggi (HET) elpiji melon 3 kg itu Rp18 ribu per tabung. Tapi pihak pangkalan tidak mau menjual di pangkalan kepada masyarakat seharga itu. Mereka lebih suka menjual kepada pengecer liar seharga Rp 25 ribu- Rp27 ribu per tabung. Kemudian para pengecer liar menjual sembunyi-sembunyi kepada warga berkisar Rp28 ribu- Rp40 ribu per tabung,'' tutur Muslim, warga di Kabupaten Pidie, Minggu (5/4).
Akibat penimbunan dan permainan harga tersebut, sebagian warga miskin tidak lagi menggunakan elpiji melon sebagai bahan bakar dapur keluarga. Mereka terpaksa kembali menghunakan kayu sebagai bahan bakar masak. Apalagi untuk mencari gas yang tidakenentu itu sangat sulit saat kondisi sedang dilanda covid-19 sekarang ini.
"Saya sudah sepekan ini, mencari ke beberapa kedai yang biasanya menjual gas 3 kg. Tapi mereka bilang tidak ada. Sekarang terpaksa harus menggunakan kayu bakar,'' tutur Sapiah, Warga Desa Blang Garot, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie.
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Pidie Jaya. Warga Kecamatan Matangkuli, Kecamatan Pirak Timu dan Kecamatan Paya Bakong, harus rela membeli epiji 3 kg berkisar Rp30 ribu-Rp40 ribu per tabung.
"Di satu sisi kami diimbau jangan pergi jauh jauh dan menghindari tempat ramai. Di sisi lain penyaluran gas 3 kg saja amburadul sehingga sanggup dipermainkan oleh pedagang nakal" kata Hadijah, ibu rumah tangga di Desa Aron Pirak, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. (OL-2)
Dua rumah hancur atau rusak berat, dan tiga mobil juga mengalami kerusakan akibat ledakan di sebuah rumah di Perumahan Taman Kencana, Cengkareng, Jakarta Barat,
Hasil pemeriksaan, sumber ledakan berasal dari kebocoran tabung gas.
DUA balita di Desa Tuttula Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tewas setelah terjebak dalam kebakaran di rumahnya. Kebakaran terjadi akibat ledakan tabung gas.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memimpin pengumuman hasil inspeksi pengawasan terhadap Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) milik swasta di Deli Serdang, Sumatra Utara
Dalam musibah kebakaran itu korban yang merupakan penghuni ruko ditemukan terjebak di dalam kamar mandi
Persiapan syukuran pernikahan di Dusun Pangligaran, Desa Medanglayang telah membuat suasana menjadi duka setelah tujuh orang saudara dan warga mengalami luka bakar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved