Empat Mahasiswa STISIPOL Babak Belur Dikeroyok Preman

ANT/OL-05
14/2/2016 12:43
Empat Mahasiswa STISIPOL Babak Belur Dikeroyok Preman
(ILUSTRASI--Dok.MI)

Empat mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dianiaya sekelompok preman di dalam kampus, Minggu dini hari (14/2).

Penganiayaan terjadi seketika mahasiswa mencabut pagar di area kampus yang dibuat oleh preman-preman tersebut, kata Ketua STISIPOL Raja Haji
Endri Sanopaka.

Endri mengatakan aksi kejar-kejaran terjadi di dalam kampus. Mahasiswa bersembunyi di beberapa tempat, dan akhirnya ditemukan di dalam kantin.

Saat berada di dalam kampus, empat mahasiswa itu dipukul oleh sekitar lima orang preman. Akibatnya, tiga mahasiswa tersebut mengalami luka berat.

Peristiwa kejar-kejaran itu diketahui sejumlah dosen yang saat itu masih bekerja di ruang dosen. Namun para preman itu fokus mengejar mahasiswa.

"Fauzul, Hafiz dan Ilham mengalami luka cukup berat, tetapi yang paling parah Fauzul sehingga sampai sekarang berada di kampus, dan tidak berani
pulang ke rumah kontrakan, sedangkan Hafidz mengalami lebam di wajah," kata Endri.

Endri pun mengaku mengenali para pelaku. "Aksi pengeroyokan itu tidak terekam dalam CCTV, tetapi kami mengenali pelakunya, karena sebelum peristiwa itu terjadi mereka berada di dalam kampus," ujarnya

Hafiz sudah melaporkan kasus penganiayaan itu kepada pihak kepolisian. Namun pihak kepolisian terkesan tidak melakukan tindakan antisipatif dalam
menangani permasalahan itu karena sebelum pagar itu dipasang, pihak kampus sudah melaporkannya.

"Saya berharap pihak kepolisian dapat menangani permasalahan ini secara serius," ujarnya.

Endri menduga pelaku penganiayaan itu hanya orang suruhan dari orang yang mengklaim lahan tersebut. Sebab seseorang bernama Humaidi mengklaim
lahan sepetak yang berada di dekat lapangan futsal itu merupakan milik Hengki, salah seorang pengusaha.

Humaidi mengaku mendapat surat kuasa atas lahan yang sampai sekarang masih bersengketa tersebut.

Pada Sabtu (13/2), mereka mendatangi kampus sebelum membangun pagar tersebut. Sementara pihak kampus sudah melaporkan itu kepada pihak
kepolisian untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Lahan itu sudah dihibahkan Pemkab Bintan kepada STISIPOL Raja Haji, namun BPN Tanjungpinang sampai sekarang belum mengeluarkan sertifikatnya, padahal sudah lama kami urus," katanya.

Endri pun memerintahkan mahasiswa untuk menjaga kampus, termasuk mencabut pagar yang dibangun oleh orang-orang tersebut.

"Saya yang bertanggung jawab atas perbuatan mahasiswa itu, karena lahan itu masih status quo sehingga tidak seharusnya dibangun pagar," ujarnya. (ANT/OL-05)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya