Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Balai Konservasi Pastikan Jenis Paus yang Mati di Hutan Mangrove

Retno Hemawati
26/1/2020 19:41
Balai Konservasi Pastikan Jenis Paus yang Mati di Hutan Mangrove
Paus jenis sperma yang mati di hutan mangrove Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao.(MI/Palce Amalo)

BALAI Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang memastikan bahwa seekor paus berukuran 20 meter yang terdampar dan mati di hutan mangrove Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao adalah paus jenis sperma (sperm whale). "Tim dari BKKPN sudah mengidentifikasi dan diketahui bahwa paus yang terdampar itu adalah paus sperma," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Minggu (26/1) sore.
  
Hal ini disampaikan berkaitan dengan kelanjutan hasil identifikasi yang dilakukan oleh tiga orang tim dari BKKPN yang telah berada di Desa Tasilo untuk memantau langsung dan  mengidentifikasi ikan paus yang mati tersebut. Ia mengatakan dari hasil identifikasi tersebut diketahui bahwa paus sperma itu mati akibat terdampar di hutan magrove di desa tersebut. Tubuh dari ikan paus tersebut juga diketahui sudah membengkak dan mengeluarkan bau busuk bangkai.
  
Mulut dan ekor dari mamalia laut itu juga sudah tak ada, diduga karena dimakan oleh ikan-ikan yang berkeliaran di sekitar hutan mangrove di pesisir Sesa Tasilo tersebut. "Tim bersama warga dan petugas setempat sempat berkoordinasi untuk proses evakuasi bangkai paus itu dari mangrove. Sehingga disepakati saat air laut pasang akan ditarik menuju ke pantai berpasir untuk dilakukan proses penguburan," tambah dia.
  
Proses evaluasi paus tersebut ujar dia dilakukan pada malam hari yakni pada Sabtu (25/1) kemarin pukul 23.00 Wita. Proses evakuasi memakan waktu sekitar satu jam karena sulit memindahkan ikan tersebut. Lebih lanjut kata dia, proses penguburan mamalia laut itu baru dilakukan pada Minggu (26/1) sore setelah menunggu kedatangan alat berat berupa eksavator yang sebelumnya dilakukan upacara adat bersama menghormati mamalia laut itu.
  
Kepala Desa Tasilo Maria Foes mengatakan bahwa paus itu diduga mati akibat terdampar dan sulit melepaskan dari dari hutan mangrove itu. (Ant/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya