Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERGERAKAN tanah melanda Kampung Babakan Sirna RT 03/06, Desa Limusnunggal, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Belasan unit bangunan rumah warga terdampak bencana tersebut. Berdasarkan informasi, pergerakan tanah terjadi pada Selasa (26/11). Pada bagian dinding tembok rumah terdapat retak-retak. Beberapa bangunan rumah di antaranya ada yang mengalami kerusakan cukup parah dengan keretakan mencapai 10 sentimeter hingga 20 sentimeter.
"Ada sekitar 15 rumah warga yang mengalami kerusakan," kata petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Bantargadung, Sihabudin, kepada
wartawan, Rabu (27/11/2019).
Hasil pengamatan di lapangan, sebut Sihabudin, meskipun terdapat keretakan pada bagian dinding tembok, tetapi rumah masih bisa ditempati penghuninya. Namun jika tak segera ditangani tak menutup kemungkinan pergerakan tanah akan kembali terjadi.
"Sejauh ini terpantau masih aman. Warga juga masih menempati rumah mereka. Tidak ada yang mengungsi. Tapi kalau dibiarkan, khawatir kerusakan makin meluas," tuturnya.
P2BK sudah berkoordinasi dengan pemerintahan desa serta pemerintahan kecamatan setempat. Sihabudin menyebutkan pergerakan tanah kemungkinan dipicu kondisi kemarau panjang yang hampir terjadi kurun 6 bulan terakhir.
"Selama kemarau itu tanah mengalami rekahan. Saat diguyur hujan deras, kemungkinan kondisi tanah menjadi jenuh hingga terjadi pergeseran," ungkapnya.
Warga dan pemerintahan setempat sudah meminta agar agar BPBD atau instansi teknis berkompeten mengkaji dan meneliti pergerakan tanah tersebut. Langkah tersebut untuk memastikan penyebab pergerakan tanah.
"Pemerintah setempat menginginkan ada penelitian khusus untuk mengetahui penyebab pergerakan tanah. Kami terus memantau perkembangannya," imbuhnya.
Sihabudin mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dengan potensi kebencanaan. Apalagi sekarang mulai turun hujan meskipun intensitasnya relatif masih rendah.
"Kami ingatkan masyarakat berhati-hati," pungkasnya.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman, mengatakan Pemkab Sukabumi belum menetapkan status siaga banjir dan tanah longsor. Namun, BPBD Provinsi Jabar dan BMKG sudah mengimbau semua wilayah agar mempersiapkan diri menghadapi berbagai potensi bencana hidrometeorologi.
"Belum (ada penetapan status siaga banjir dan tanah longsor). Baru sebatas imbauan dari BPBD Provinsi Jawa Barat," kata Eka.
baca juga: Memasuki Musim Hujan Waspadai Hama Padi
Saat ini BPBD mulai mempersiapkan berbagai kebutuhan yang sekiranya bakal diperlukan menghadapi musim hujan. Tak hanya kesiapan dari sisi personel saja, tapi juga peralatan.
"Jadi, saat nanti ada penetapan status, kami betul-betul sudah siap," tuturnya.
Kurun waktu sebulan terakhir terjadi berbagai bencana dampak turunnya hujan dengan intensitas tinggi di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi, seperti tanah longsor dan pergerakan tanah. (OL-3)
Ketum PGI sempat bertemu dengan Ketua BPBD Amson Padolo, Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung, sejumlah keluarga korban yang sedang menunggu seluruh proses.
SEBANYAK 47 rumah yang terdampak pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, akan dirobohkan.
Tanah bergerak yang berujung longsornya bukit setinggi 35 meter terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), pada Minggu (3/3) petang.
HUJAN deras yang terus menerus terjadi memicu pergerakan tanah di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng)
HUJAN deras yang terus menerus terjadi memicu pergerakan tanah di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng).
Dua peralatan EWS yang masih aktif berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Talaga dan Desa Jerukleueut, Kecamatan Sindangwangi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved