Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TRADISI grebeg yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta tidak pernah lekang dari perhatian masyarakat. Baik itu Grebeg Sura, Grebeg Maulud, atau Grebeg Syawal, selalu ditunggu oleh ratusan warga yang ingin mencari berkah,untuk berebut gunungan yang penuh degan makanan atau hasil bumi yang dikeluarkan pihak keraton peninggalan Mataram Islam itu.
Seperti dalam gelaran tradisi Grebeg Pasa atau Grebeg Syawal yang dilaksanakan pihak Keraton Kasunanan Surakarta pada hari kedua lebaran, Kamis (6/6), sejak pagi ratusan masyarakat sudah menunggu di halaman Kori Kamandungan Keraton dan juga di halaman Masjid Agung Keraton Surakarta.
"Inilah keunikan grebeg dari Keraton Kasunanan, selalu ditunggu ratusan warga, yang berharap mendapatkan berkah keselamatan dari upacara tradisi yang digelar Ingkang Sinuhun Paku Buwono XIII. Adapun makna dari Grebeg Pasa itu sendiri adalah menandai kemenangan bagi umat muslim setelah berpuasa selama sebulan penuh, dan masuk ke bulan Syawal," tutur Pengageng Parentag Keraton Kasunanan Surakarta GPH Dipokusumo.
Dalam gelaran Grebeg Pasa tahun ini, keraton mengeluarkan dua gunungan hasil bumi dan makanan tradisional, yang disebut sebagai Gunungan Jaler dan Gunungan Isteri. Dua gunungan itu sebagai simbol, bahwa di dunia ini ada laki laki dan perempuan.
Dua gunungan yang dipersiapkan dari dalam kedhaton itu setelah mendapatkan palilah raja langsung dikeluarkan untuk dikirab menuju Masjid Agung Keraton oleh para prajurit keraton dengan pengamanan dari petugas Polri.
Baca juga: Keraton Yogyakarta Keluarkan Tujuh Gunungan
Begitu sampai di masjid berumur ratusan tahun itu, dua gunungan langsung diberi doa, dan kemudian diperebutkan.
Gunungan isteri yang berisi hasil bumi dibawa kembali ke kedalam tembok keraton, untuk diperebutkan para abdidalem di halaman Kori Kamandungan.
Sementara untuk gunungan jaler yang berisi penuh makanan tradisional diperebutkan di halaman masjid oleh ratusan warga dan wisatawan yang tidak sabar menanti sejak pagi.
"Ini sungguh pengalaman baru. Mudik dan berlibur di Kota Solo, ehh pas ada acara Grebeg Pasa di kompleks Keraton Kasunanan. Kami sangat tertarik, karena merupakan hal baru, ehh dapat rengginang, lumayan," tutur Sarwono, pemudik dari Depok, yang sedang mudik di Sukoharjo. (X-15)
Pemprov DKI sudah melarang adanya pengumpulan warga dalam kegiatan beribadah selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu kota.
Sejumlah pedagang kambing di Jalan Sabeni, Tanah Abang, Jakarta Pusat memperkirakan puncak jual beli hewan kurban terjadi hingga Minggu (11/8) pagi.
Harga jual kambing untuk kebutuhan Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah di tingkat pedagang Tanah Abang, Jakarta Pusat, mencapai Rp8 juta per ekor.
Jusuf Kalla bertolak ke Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/8), untuk melaksanakan shalat Idul Adha.
Selain untuk tanda syukur akan kepemihakan Allah SWT kepada manusia, juga untuk memberikan kontribusi dalam bentuk protein kepada warga muslim yang tidak mampu.
Salah satu sapi dari Presiden Jokowi akan dikurbankan di Kabupaten Gunungkidul pada Iduladha 1140 Hijriah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved