Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Keraton Yogyakarta Keluarkan Tujuh Gunungan

Agus Utantoro
05/6/2019 17:05
Keraton Yogyakarta Keluarkan Tujuh Gunungan
Sejumlah warga berebut gunungan saat prosesi Grebeg Syawal 1440 H di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu (5/6)(Antara)

PADA 1 Syawal 1950 Jawa yang bertepatan dengan Rabu (4/6), Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh buah gunungan, yakni tiga Gunungan Kakung, dan Gunungan Putri, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat dan Gunungan Pawuhan.

Ketujuh gunungan ini, dibawa dari Bangsal Sri Manganti kemudian memasuki halaman Keben, naik hingga Siti Hinggil Pagelaran, Alun-alun Utara.

Di sebelah selatan Ringin Kurung, dua Gunungan Kakung, lurus ke utaradan selanjutnya satu dibawa ke Kepatihan Danurejan dengan dikawal prajurit Bugis dan satu lagi dibawa ke Puro Pakualaman dengan pengawalan prajurit menunggang gajah dan dua kelompok prajurit (bregodo) Puro Pakualaman.

Gunungan dari Keraton Yogyakarta ini dikawal oleh kelompok-kelompok prajurit (bregodo) Daeng, Wirobrojo, Ketanggung, Patangpuluh, Nyutro, Bugis, Surokarso, dan sebagainya.

Baca juga: Berebut Gunungan Maulud Jadi Puncak Hajaddalem Keraton Surakarta

Di depan Pagelaran, iring-iringan gunungan ini mendapat penghormatan tembakan salvo atau drel serta iringan musik kehormatan dari prajurit ungel-ungelan.

Sedangkan lima gunungan lainnya dibawa ke Kagungan Dalem Kapangulon untuk didoakan dan kemudian diperebutkan.

Dalam doanya, Abdi Dalem Pengulu KRT Ahmad Kamaludiningrat memohonkan, kesehatan, keselamatan, dan kehormatan Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta keluarga, serta kesejahteraan, kesehatan seluruh kawula Ngayogyakarta Hadiningrat.

Gunungan yang telah didoakan ini kemudian diperebutkan oleh ratusan  warga yang telah menanti sejak pagi.

Abdi Dalem Pengulu Keraton Yogyakarta Kangjeng mas Tumenggung Ahmad  Kamaludiningrat mengatakan gunungan tersebut merupakan salah satu bentuk syukur telah selesainya menjalani ibadah puasa dan merupakan bentuk sedekah dari Sri Sultan kepada seluruh kawula Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebelumnya, Raja Kesultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengikuti salat id di Alun-alun Utara Yogyakarta bersama ribuan umat Islam lainnya.

Khatib Achmad Jainuri mengatakan di antara hikmah yang paling penting dari ibadah Idul Fitri adalah tumbuhnya kesadaraan kita akan kembali kepada fitrah manusia.

Fitrah dalam makna bahasa diartikan sebagai karakter dasar manusia yang dibawa sejak lahir. "Dari perspektif hukum, makna fitrah ini menjadi dasar perumusan ketentuan hukum praduga tidak bersalah yang memandang manusia semua benar," kata Jainuri dalam khotbahnya.

Gubernur DIY Sri sultan HB X juga turut memberikan selamat kepada seluruh umat muslim khususnya di Yogyakarta."Selamat bagi warga muslim yang sudah menyelesaikan puasa dengan baik," ujarnya. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya