Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KEPALA Divisi Humas Polri, Irjen Muhammad Iqbal, mengatakan Satgas Tinombala terus melakukan pengejaran dan mempersempit ruang gerak kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Bahkan dalam perburuan ini, mereka akan mengunakan strategi pendekatan keras (hard approach).
"Kami kejar terus ya, terus dilakukan pengejaran, tapi ini belum ada hasil. Jadi Hard Approach itu sangat ditentukan di lapangan ya," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/12).
Iqbal menyebut, upaya pendekatan keras itu dilakukan tergantung perkembangan operasi pengejaran di lapangan. Apalagi terindikasi kemungkinan adanya perlawanan yang mengancam nyawan masyarakat atau anggota
"Ketika di lapangan mereka mengancam nyawa, mengancam nyawa personil, nyawa masyarakat. maka tidak ada pilihan lain, kita akan memilih Hard Approach walaupun akibatnya mematikan. itu memang aturannya," paparnya.
Meskipun demikian, target Satgas Tinombala menangkap anggota MIT dalam keadaan hidup. Pasalnya, kejahatan yang dilakukan mereka dalam kategori kriminalitas.
"Jadi Hard Approach tidak serta-merta dilakukan, tetapi tergantung ancaman seketika. dalam konsep itu. Karena Ali Kalora adalah pelaku kriminal kita akan tangkap karena ada proses hukum, prinsipnya itu," lanjutnya.
Baca juga: Kejar Kelompok Ali Kalora, Polisi Kerahkan Pasukan Khusus Ahli Perang Hutan
Kepolisian juga mengklaim Satgas Tinombala telah menemukan jalur pengiriman logistik untuk kelompok Ali Kalora dan terus mengawasinya untuk mengantisipasi serangan mereka sewaktu-waktu. Anggota kelompok Ali Kalora juga diduga kerap bergerak secara berkelompok yang terdiri atas 4-5 orang per grup.
Kelompok ini awalnya diduga memiliki tujuh anggota. Belakangan, polisi mendapati ada tujuh orang baru bergabung dengan kelompok tersebut. Tujuh orang itu diduga berasal dari Banten dan Poso.
Satgas Tinombala memburu anggota kelompok ini setelah mereka melakukan sejumlah aksi teror. Aksi terakhir mereka dilakukan pada Desember 2018 lalu. Saat itu, kelompok ini memutilasi salah seorang penambang emas tradisional bernama Ronal Batau alias Anang. Korban ditemukan di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu (30/12/2018) lalu.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan tim gabungan Polri-TNI sudah melakukan analisa dan evaluasi secara komprehensif untuk memburu kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah.
Tidak menutup kemungkinan pasukan dengan teknologi dan kemampuan perang hutan dikerahkan untuk pengejaran di wilayah Parigi Moutong hingga Palu Poso, Sulawesi Tengah.
"Bila dibutuhkan satu pengejaran masif nanti akan didatangkan peralatan canggih dan pasukan yang memiliki kemampuan perang di hutan untuk mengejar kelompok Tinombala," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan,
Dia menjelaskan, minggu ini sudah dipersiapkan. Tim pusat dan daerah akan melakukan pengejaran secara masif. Pasalnya, kelompok Ali Kalora menguasai karakter medan wilayah setempat.
"Tim akan fokus di sekitar Parigi Moutong dengan melakukan blokade untuk mempersempit ruang gerak. Di sekitar gunung biru yang akan betul-betul kita lakukan pemblokadean dan perimeter," jelasnya.
Enam puluh personel Brimob itu tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Tinombala Polda Sulawesi Tengah yang bertugas mengejar sejumlah anggota yang tersisa dari kelompok teroris Poso setelah pemimpin lamanya, Santoso tewas ditembak aparat.
"Saat ini Satgas Tinombala Polda Sulteng masih mengejar kelompok Ali Kalora dan kawan-kawan," pungkas Dedi. (OL-3)
FESTIVAL Tampo Lore 2024 di Desa Hanggira. Kecamatan Lore, Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), dinilai berpotensi mendukung pembangunan ekonomi pariwisata berkelanjutan.
Lahan seluas 1.550 hektar (ha) disediakan untuk reforma agraria di Poso, Sulawesi Tengah. Adapun, total luas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) Badan Bank Tanah di Poso sebanyak 6.648 ha.
Penata Penanggulangan Bencana BPBD Poso, Muhammad Ruum mengatakan, banjir yang terjadi pada Kamis (16/5) malam sekitar pukul 23.00 itu melanda Desa Maranda dan Trimulya
Karhutla di Poso, Sulawesi Tengah, dipastikan tidak menimbulkan korban jiwa.
Dalam sehari, pagi atau sore Asmarani pasti menengok kebun kakao miliknya yang memiliki luas 500 meter persegi.
DPW Partai NasDem, Sulawesi Tengah, melakukan penjaringan untuk mencari Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) berkualitas di Poso.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved