Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Bermodal Nekat, Rizal Musafir Populerkan Kopi Poso

Mitha Meinansi
04/1/2019 17:00
Bermodal Nekat, Rizal Musafir Populerkan Kopi Poso
(Ist)

SIAPA yang tak kenal kopi? Ya, hasil pertanian ini menjadi komoditas yang dibudidayakan lebih dari 50 negara di dunia. Kopi yang merupakan minuman hasil seduhan dari biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk, diketahui sebagai minuman berkhasiat dan berenergi. Disamping memiliki rasa dan aroma yang menarik, kopi juga diyakini dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung.

Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia, yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Karena itu, banyak orang yang membudidayakan tanaman kopi untuk dipasarkan, menjadi suatu sumber penghasilan.

Kabupaten Poso, di Sulawesi Tengah, merupakan salah satu daerah penghasil kopi paling produktif dari 12 kabupaten dan 1 kota yang ada. Meskipun luas areal perkebunan kopi yang tersedia, berada di urutan kedua setelah Kabupaten Sigi, dari 13 wilayah otonomi yang ada di Sulteng.

Sayang sekali, selama ini biji dari tanaman kopi yang ada di Poso hanya dipasarkan seadanya. Diolah dan dijual secara tradisional, dengan kemasan kantong plastik biasa tanpa merek. Berton-ton biji kopi dari Poso hanya di jual keluar. Diolah dan dipasarkan diluar Poso, menyebabkan identitas biji kopi Poso hilang.

Barulah pada tanggal 11 September 2017, salah seorang warga Poso mencoba memperkenalkan Kopi Poso. Rizal Musafir namanya. Kepada Media Indonesia, Rizal mengaku awalnya hanya modal nekat yang dimiliki, selain semangat yang ia punya, untuk memproduksi Kopi Poso.

"Niat pertamanya hanya ingin menunjukkan potensi yang ada di Poso. Selama ini, belum ada merek sendiri yang dihasilkan Poso, untuk barang konsumsi, sebagai produk lokal, khususnya kopi. Padahal Poso punya potensi kopi yang berlimpah,"? ujar Rizal.

Menurutnya, merek Kopi Poso dipilih untuk memperkenalkan produk kopi yang dihasilkan dari Poso, tanpa perlu mencantumkan identitas pribadi. "Dalam brand Kopi Poso tidak ada sedikit pun mencantumkan identitas pribadi saya. Hanya identitas Poso. Karena niat awal saya memang ingin mempromosikan juga potensi di Poso. Liat saja gambar yang ada dalam kemasannya. Cagar budaya yang ada di Poso, yaitu Patung Palindo. Nama diproduksinya juga Palindo Coffee. Bukan Rizal Kopi,"? urainya sedikit bercanda.

Produk Kopi Poso diolah dari biji kopi Robusta, dengan tiga varians rasa dan aroma yang berbeda. Yakni Kopi Murni tanpa campuran dengan warna kemasan hitam. Kopi Rempah yang dicampur jahe merah, kayu manis dan cengkeh dengan warna kemasan merah, serta Kopi Walet yang dicampur dengan sarang burung Walet, dengan kemasan yang berwarna putih.

"Karena warga masih kurang yang menanam biji Kopi Arabika. Katanya banyak bibit dari Lampung atau Robusta. Warga juga lebih senang menanam bibit Robusta, karena pohonnya pendek dan cepat berbuah,"  terang Rizal.

Ia menjelaskan produk Kopi Poso sebagian besar menggunakan biji kopi dari wilayah Lore. "Ada juga daerah lain yang penghasil biji kopi, seperti daerah Bancea atau yang lain. Tapi menurut saya biji kopi yang ditanam di Lore lebih baik kualitasnya. Mungkin pengaruh ketinggian dan cuaca yang berbeda. Kalau kemasan saya beli dari Jawa,"? akunya.

Meski terbilang laris, Rizal belum mampu menghitung banyaknya jumlah yang dihasilkan Kopi Poso dalam dalam sekali produksi.  "Produksinya belum stabil. Kalau dihitung-hitung, sesuai hasil pembelian biji kopi mulai dari September 2017 sampai dengan sekarang, kira-kira sudah mencapai dua ton,"? jelasnya.

Karena sudah terbilang legal berdasarkan izin kesehatan, yangdikeluarkan melalui Dinkes P-IRT No:2127204010216-22, Kopi Poso pun sudah mulai dipasarkan keluar dari Kabupaten Poso.Toko oleh-oleh di Kota Palu, bahkan satu cafe di Makassar dan Jakartasudah menjadi pelanggan setia Kopi Poso. "Mereka pesan dalam bentuk biji kopi yang sudah melalui proses roasting, sehingga biji kopi tinggaldigiling di cafe masing-masing.," ujarnya.

"Pemda provinsi dan kabupaten sangat mengapresiasi. Kami sering diikutkan dalam pelatihan dan pameran ke luar daerah, guna  mempromosikan produk ini. Dan dalam pengurusan izin, Pemda Kabupaten sangat membantu. Sehingga izin kami cepat selesai," aku Rizal. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anwar Surachman
Berita Lainnya