Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

NasDem Desak Pemerintah Bangun Huntara di Sulteng Berbasis Pekarangan

M Taufan SP Bustan
14/11/2018 18:10
NasDem Desak Pemerintah Bangun Huntara di Sulteng Berbasis Pekarangan
(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

KETUA Fraksi NasDem DPRD Sulawesi Tengah, Muhammad Masykur, mendesak pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota agar mempertimbangkan banyak aspek dalam melaksanakan pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi warga korban bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Donggala, dan Sigi.

Menurutnya, hal tersebut dimaksudkan supaya Huntara dan Huntap yang akan dibangun tidak terkesan mubazir dan sekadar kejar tayang.

"Itu proyek besar yang sedini mungkin harus diantisipasi," terang Masykur kepada Media Indonesia melalui pesan singkatnya di Jakarta, Rabu (14/11).

Selain itu, lanjutnya, yang utama dan terpenting dari semua itu adalah peruntukannya dapat dinikmati dengan aman dan nyaman bagi mereka yang berhak.

Masykur menjelaskan, aspek yang harus dipertimbangkan di antaranya adalah partisipasi warga. Ini penting dijadikan pertimbangan utama sebelum terlambat.

Sebagai korban, mereka mesti dilibatkan mulai dalam proses perencanaan, pelaksanaan sampai tahap akhir.

Sebab, program tersebut satu kesatuan dengan pemulihan warga korban pasca bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi.

"Prinsip dasarnya, pemerintah menempatkan warga tidak semata-mata sebagai korban bencana, namun juga sebagai pelaku aktif dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bersama para pemangku kepentingan lainnya," paparnya.

Masykur sejatinya DPRD khususnya NasDem berharap, konsepsi dan implementasinya seperti itu. Sebab model pengungsian di lapangan beragam.

Ada yang yang terkonsentrasi dalam jumlah besar di lapangan dan masing-masing mendirikan tenda pengungsian di halaman rumah.

Oleh karena itu, model pendekatan program pun mesti disadarkan pada konteks dan karakteristik warga yang menjadi korban.

Bukan sebaliknya, sekonyong-konyong asal bangun Huntara melalui pendekatan proyek.

"Jadi baiknya hal tersebut dilihat secara jernih dan utuh agar program di masa pemulihan sukses memulihkan warga korban. Gool besarnya disitu jika ingin disebut Sulteng sudah bangkit," pungkas Masykur. (Opn)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya