Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MEMASUKI musim tanam para penjual bibit padi mulai menjamur di beberapa daerah di pantura timur Jawa Tengah. Harga bibit padi siap tanam masih terhitung cukup stabil dan tidak mengalami lonjakan.
Pemantauan Media Indonesia di Pantura, Senin (6/11), pedagang bibit padi siap tanam mulai menjamur di beberapa daerah seperti Demak, Kudus, Grobogan, dan Pati, Jawa Tengah.
Ratusan pedagang bibit padi menggelar dagangannya di beberapa lokasi daerah pertanian seperti ruas Trengguli (Demak) - Mijen (Jepara), Kudus - Purwodadi
(Grobogan) dan Pati - Rembang untuk melayani petani di daerah tersebut.
Bibit padi menjadi pilihan petani karena lebih praktis dan cepat saat memulai musim tanam sehingga menjadi pilihan. Karena disamping waktu tidak terbuang untuk pembenihan juga harga terjangkau. "Lebih enak langsung beli bibit daripada pembenihan sendiri. Lebih cepat juga tidak berisiko," kata Warisan,47, petani di Loireng, Kecamatan Sayung, Demak.
Sementara itu Supriyanto,35, pedagang bibit di Undaan, Kudus, mengatakan bibit yang dijual di sepanjang ruas Kudus-Purwodadi ini pada umumnya merupakan hasil pembenihan para petani setempat, dengan rata-rata setiap pedagng menyediakan 1.500 ikat.
Saat musim tanam ini, demikian Sawijan,58, pedagang lainnya, saat ini jumlah permintaan meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Setiap hari rata-rata setiap pedagang mampu menjual hingga 300 ikat.
"Harga bibit padi saat ini berkisar Rp3.500 - Rp5.000 per ikat tergantung jenis padi, saat bibit sulit dicari harga melonjak hingga Rp7.500 per ikat," kata Sawijan.
Tidak jauh berbeda dengan pedagang bibit padi di Demak, menurutnya, permintaan bibit belum mengalami lonjakan yang berarti, karena pada umumnya petani baru memulai menggarap lahan, namun sebagian lainnya sudah mulai lakukan pemesanan.
Para pedagang bibit padi, ujar Kusnadi, pada umumnya adalah petani setempat yang melakukan pembenihan sendiri, sehingga sisa penjualan padi dapat ditanam untuk memenuhi kebutuhan sawah sendiri. "Kami sengaja melakukan pembenihan lebih banyak untuk dijual," tambahnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved