Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kekeringan di Lembata, Harga Air Bersih Naik Dua Kali Lipat

Alexander P Taum
13/9/2017 13:49
Kekeringan di Lembata, Harga Air Bersih Naik Dua Kali Lipat
(MI/Alexander P. Taum)

KEKERINGAN yang terus melanda wilayah Lembata dua bulan belakangan ini jugamenurunkan debet air hampir di seluruh wilayah Lembata. Jika pada musim kemarau tahun lalu, daerah pegunungan Kabupaten Lembata, NTT identik dengan surplus air, kini kekeringan mulai melanda hingga ke wilayah pegunungan.

Warga di sejumlah wilayah pegunungan yang dikenal subur itupun kini harus memasok kebutuhan air bersih dengan merogoh kocek dalam-dalam. Mereka mulai memesan mobil tangki air dengan harga dua kali lipat.

Pantauan Media Indonesia, di Desa Uruor, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Rabu (13/9), sejumlah reservoir yang dibangun di desa itu sudah kehabisan air. Kondisi ini sudah berlangsung sejak dua bulan lalu.

"Kami pesan mobil tanki dari Lewoleba yang berjarak 30 km. Karena jalan ke kampung ini rusak parah dan menanjak, maka harga 5000 liter air biasanya dihargai 125 ribu rupiah, untuk sampai ke kampung ini kami harus bayar Rp225 ribu per mobil tanki. Mahal tapi kalau tidak kami tidak bisa hidup," ujar Swetir, warga Desa Uruor.

Menurutnya, debet air di mata air yang berada lebih rendah dari kampung menurun drastis, sehingga tidak mampu dialirkan ke bak penampungan.

Hal serupa terjadi di wilayah pedalaman Kecamatan Lebatukan, Atadei dan Wulandoni.

Camat Lebatukan Ansel Bahi menjelaskan warga di pedalaman Lebatukan juga mengalami kekurangan air bersih. Untuk mendapatkan aur bersih warga membeli
dengan harga dua kali lipat.

"Kondisi ini memberatkan warga. Karena topografi wilayah pegunungan rata-rata curam dan jalannya rusak parah maka harga 5000 liter air per tanki dinaikan dua kali lipat," ujar Camat Lebatukan, Ansel Bahi.

Sementara pemerintah setempat hingga saat ini masih menunggu bantuan pemerintah pusat.

Kepala BPBD Kabupaten Lembata, Rafael Betekeneng mengaku hingga saat ini pihaknya tidak dapat membantu warga dengan memberikan sumbangan air bersih sebab tidak ada dana.

"Kita masih menanti balasan proposal yang sudah disampaikan kepada BNPB. Kalau sudah ada, kita bisa bantu warga yang kesulitan air beraih," ujar Betekeneng. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya