Jatim Perkuat Kerja Sama Sektor Perikanan dengan Kalsel

Denny Susanto
16/6/2017 18:54
Jatim Perkuat Kerja Sama Sektor Perikanan dengan Kalsel
(ANTARA FOTO/Ampelsa)

KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Banjarmasin menyambut kedatangan rombongan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jatim akan memperkuat kerja sama sektor perikanan dengan Kalimantan Selatan.

Kunjungan rombongan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim itu merupakan misi untuk monitoring traceability (pengawasan yang dapat ditelusuri) mutu bahan baku udang, ikan, dan rajungan, dalam rangka memperkuat kerja sama sektor perikanan antarprovinsi yang selama ini sudah terjalin.

Fakta terungkap, dari kunjungan ke beberapa lokasi di Kalsel, bahan baku perikanan dari provinsi tersebut dinilai segar dan memenuhi syarat mutu.

Kepala Seksi Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, Saadah Mukadar, Jumat (16/6), mengatakan, ikan, udang, dan rajungan dari Kalsel selama ini juga dikirim ke Jatim. Di Kalsel, rombongan mengunjungi tiga lokasi pemasok (supplier) hasil komoditi laut di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, yang biasa menyuplai ke Jatim.

"Rata-rata supplier hasil laut di Kalsel sudah bersertifikat kelayakan pengolahan (SKP), dan punya hazat analysis critival control point (haccp) terpenuhi. Kiriman Kalsel memenuhi jaminan keamanan pangan," kata Saadah.

Dia mengatakan, selama ini bahan baku untuk ekspor yang dilakukan Provinsi Jatim sebagian juga menggandalkan bahan baku dari Kalsel. Di Jatim sendiri persaingan bahan baku sangat tinggi dan banyak tidak penuhi persyaratan ekspor sehingga banyak pelaku usaha di Jatim mencari bahan baku ke luar Jawa, salah satunya Kalsel.

"Produk hasil laut asal Kalsel lebih fresh, seperti ikan tenggiri dan kakap saja dipasok dari Kalsel. Jatim punya 200 unit pengolahan ikan. Sebanyak 30% ekspor perikanan Indonesia berasal dari Jatim, tapi bahan baku produk perikanan kita dibantu Kalsel," tambahnya.

Sementara Kalsel sendiri hanya memiliki sembilan unit pengolahan ikan dan yang aktif cuma tujuh yang tersebar di wilayah Banjarmasin, Kotabaru dan Tanahlaut. Hasil kunjungan tersebut juga diharapkan bisa melahirkan Peraturan Gubernur terkait pemantauan semua produk perikanan yang masuk Jatim, karena harus bermutu dan aman dikonsumsi masyarakat.

Kepala Balai KIPM Kelas II Banjarmasin, Hasim, menegaskan bahwa pengawasan produk perikanan intens dilakukan, mengingat Kalsel punya bahan baku berkualitas dan berlimpah, seperti udang, ikan, rajungan, kepiting. Para nelayan dan unit pengolahan ikan juga diminta dapat jaga kelestarian lingkungan laut dan tidak melakukan ilegal fishing.

Selain itu, di tengah ketatnya persaingan dan menjaga ketahanan pangan eksploitasi sumber daya laut jangan sampai over fishing. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya