Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH Kota Bandung berencana membangun rumah sakit khusus warga miskin, di kawasan Jalan Sudirman. Nantinya, RS ini diperuntukan bagi warga kelas menengah bawah yang dijamin Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil, mengatakan, pembangunan RS itu akan dikerjasamakan dengan pihak swasta. Nantinya, RS itu akan menggunakan Gedung Mayapada yang telah cukup lama terbengkalai.
"Kita sudah sepakat akan mengkonversi (gedung) menjadi rumah sakit untuk warga menengah ke bawah," kata Emil di Bandung, Selasa (13/6).
Ia pun mengakui, pembangunannya akan mendapat sumbangan dari pemilik gedung tersebut. Rencana pembangunan RS itu muncul karena banyaknya warga mengeluh terkait pelayanan kesehatan. Terlebih, kekecewaan ini sering dialami warga menengah ke bawah.
"Semoga ini menjadi solusi atas keluhan semua warga itu," kata Emil.
Selain itu, pihak Pemkot Bandung juga akan membuat terobosan dengan lebih mendekatkan dokter kepada masyarakat. Mulai bulan depan, warga yang tidak mampu bisa menerima perawatan dari dokter meski tidak datang ke rumah sakit. Puluhan dokter dan perawat akan mendatangi rumah warga miskin untuk melakukan perawatan.
Selain memudahkan pelayanan, dia meyakini hal ini pun mampu menekan jumlah biaya yang dikeluarkan.
"Ini biayanya jauh lebih murah," katanya.
Selain itu, pemkot juga akan membangun rumah sakit khusus ibu dan anak (RSKIA) baru yang terletak di Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo). Pembangunan ini menggantikan RSKIA Kota Bandung sebelumnya yang terletak di Jalan Astana Anyar.
Emil berharap, pembangunan RSKIA ini menjawab kebutuhan masyarakat Kota Bandung akan layanan kesehatan. Jika pada RSKIA sebelumnya hanya tersedia 60 tempat tidur, RSKIA yang baru ini memiliki 500 tempat tidur yang sebagian besar dikhususkan untuk warga yang tidak mampu.
"Saya ingin masyarakat bawah di Bandung bisa mendapat pelayanan sekelas di luar negeri. Ubah pikiran kalau yang bagus hanya untuk orang besar. Sama saja, uangnya juga sama," bebernya.
Dia menargetkan pembangunannya tuntas tahun depan dan bisa mulai beroperasi pada Agustus 2018. Emil mengingatkan petugas RSKIA agar memberi pelayanan berstandar internasional.
Meski nantinya akan didominasi warga kurang mampu, tegas Emil, setiap petugas RSKIA harus memberi pelayanan yang ramah dan manusiawi.
"Harus ramah, sabar, yang dihadapi mereka yang punya hati, punya emosi. Ini melayani manusia. Kalau tidak suka bekerja melayani manusia, cari pekerjaan yang tidak melayani manusia," paparnya.
Oleh karena itu, Emil mengizinkan manajemen RSKIA melakukan studi banding ke luar negeri untuk mempelajari pelayanan rumah sakit di luar negeri.
"Belajar manajemennya, fisiknya, lain-lain. Supaya naik kelas," katanya.
Direktur Utama RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore, mengatakan, pembangunan RS ini sepenuhnya menggunakan APBD Kota Bandung. Adapun jumlah yang diperlukan diprediksi mencapai Rp550 miliar.
"Dua tahun anggaran, tahun ini 160 miliar," kata Taat di tempat yang sama.
Dia berjanji akan memberikan pelayanan terbaik sehingga siap belajar ke luar negeri.
"Harus bisa menyamai bahkan melebihi standard rumah sakit di Singapura. Target dalam beberapa tahun menjadi standar internasional bahkan dunia," ujarnya seraya menjanjikan keberadaan RS nantinya diutamakan untuk warga kurang mampu.
Dari total tempat tidur, 144 di antaranya kelas III dan 124 untuk kelas II.
"Kita promasyarakat menengah ke bawah," katanya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved