Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PRESIDEN Joko Widodo mengajak warga menjaga kerukunan dan persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
"Inilah takdir Allah, hukum Allah yang diberikan kepada bangsa Indonesia, yaitu keragaman suku, keragaman bahasa lokal, dan agama. Ini sudah menjadi takdir Allah, hukum Allah. Oleh sebab itu ini harus kita jaga, kita rawat, sebagai sebuah kekuatan," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan di Masjid Agung Tasikmalaya, Jawa Barat, kemarin.
Presiden menyampaikan hal itu kepada jemaah seusai melaksanakan salat Jumat bersama.
Menurut Jokowi, kekayaan itu merupakan potensi di tengah persaingan dengan negara lain.
Ia meminta masyarakat menjaga persaudaraan dan tidak saling menyakiti sebagai saudara sebangsa.
Di tengah maraknya hoax (berita palsu) dan menyebarnya ujaran kebencian, Jokowi mengharapkan masyarakat tidak saling mencemooh, menghindari fitnah, dan tidak menjelekkan sesama.
"Itu bukan budaya bangsa Indonesia yang penuh dengan nilai kesantunan dan kesopanan."
Selain itu, saat menyerahkan sertifikat hak atas tanah di Balai Kota Tasikmalaya, Jokowi menyampaikan agar masyarakat tidak terpecah hanya karena perbedaan pilihan dalam pilkada ataupun pilpres.
"Jangan sampai dengan tetangga gesekan gara-gara pilihan bupati, gubernur, pilpres, ndak! Kita ini saudara, harus semua rangkulan, negara besar," tegasnya disambut gemuruh tepuk tangan hadirin.
Presiden mengadakan kunjungan kerja selama dua hari di Jawa Barat, ke Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.
Tadi malam, melawat Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, ia bersilaturahim sekaligus menunaikan ibadah salat tarawih berjemaah.
Fatwa MUI
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Kang Emil) mengapresiasi adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait dengan pemakaian media sosial.
Hal itu diharapkan mampu menjadi solusi di saat semakin tak terkendalinya isi media sosial belakangan ini.
Emil mengatakan saat ini banyak informasi di internet yang bersumber dari pribadi-pribadi, bukan lembaga media yang kredibel.
Kondisi itu sangat berbahaya jika isinya tidak mengandung sedikit pun karya jurnalistik.
"Yang jadi masalah karena budaya tulisan ngobrol dipindahkan ke media sosial sehingga banyak makian," tukasnya.
Dia sangat merasakan hal itu pada sejumlah akun media sosialnya.
Hampir seluruh respons masyarakat yang masuk bersifat negatif.
"Instagram saya 80% damai, Twitter 60% tidak damai. Facebook 60:40. Makanya saya lebih senang di Instagram," ujarnya.
Oleh karena itu, Emil mengingatkan netizen agar menjaga kata dan bahasa yang diunggah ke media sosial.
"Sampaikan pesan dengan bahasa yang baik. Yang penting pesannya sampai, jangan mem-bully pakai kata-kata kasar," pintanya.
Ia menegaskan hal itu sangat penting untuk menjaga kondusivitas.
Selain itu, imbuhnya, bahasa yang baik menunjukkan budaya dan peradaban bangsa.
"Kalau santun, peradaban kita tinggi. Kalau kasar, berarti masih rendah," ucap Emil.
Dengan adanya fatwa MUI, jelasnya, memaki dan menggunakan kata-kata kasar merupakan perbuatan yang haram hukumnya.
"Haram hukumnya memaki, mem-bully, dengan dalih apa pun," cetusnya.
Sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, dia mengaku akhir-akhir ini rutin mengunggah hal-hal positif pada akun media sosialnya. (BY/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved