Cenderawasih Dilarang Jadi Suvenir

MC/Ant/N-1
10/6/2017 03:01
Cenderawasih Dilarang Jadi Suvenir
(MI/Rommy Pujianto)

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Papua melarang penggunaan burung cenderawasih asli sebagai aksesoris dan suvenir.

Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Papua Nomor 660/6501/Set Set yang dibacakan Sekda Papua Herry Dosinaen di Kampung Rhepang Muaif Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua, kemarin.

Dalam surat edaran itu melarang penggunaan burung cenderawasih asli sebagai aksesoris atau atribut pada kegiatan seni budaya.

Sehingga kegiatan seni budaya diwajibkan menggunakan burung cenderawasih imitasi.

Selain itu, burung cende-rawasih dilarang dijadikan cenderamata untuk kegiatan apa pun.

Akan tetapi, kata Herry, penggunaan burung cenderawasih diperbolehkan dalam prosesi adat istiadat di tanah Papua yang bersifat sakral.

Menurut dia, larangan itu diharapkan dapat mendorong terciptanya kreativitas pembuatan dan pengembangan produk burung cenderawasih imitasi.

Herry mengatakan pemprov juga segera merancang peraturan daerah khusus (perdasus) untuk memproteksi burung cenderawasih.

"Jangan lagi ada suvenir yang dibuat dari burung cenderawasih asli," kata dia.

Dia menambahkan, pemprov juga akan memerintahkan aparat untuk sweeping di toko-toko penjual mahkota cenderawasih.

Burung cenderawasih merupakan burung khas asli tanah Papua.

Meski berstatus satwa dilindungi, burung itu kerap dijadikan suvenir baik dalam kondisi hidup ataupun mati.

Dalam kesempatan itu, Herry meluncurkan lima lokasi wisata pengamatan burung cenderawasih yakni di Kampung Rhepang Muaif dan Kampung Tablasupa, Kabupaten Jayapura, Kampung Sawendui, Kampung Barawai, dan Kampung Pom di Kabupaten Kepulauan Yapen.

Ketua Dewan Seni Papua Barat Ely Krey mengatakan, eksploitasi burung cende-rawasih selama ini masih cukup marak karena nilai jual burung tersebut cukup tinggi.

"Kami akan menyiapkan burung imitasi sebanyak-banyaknya. Jangan kita pakai burung asli, biarkan burung-burung tersebut berkembang biak di hutan sana," kata dia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya