Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
ANAK-ANAK muda menjadi sumber energi yang seolah tidak ada habisnya. Mereka bermunculan dari berbagai tempat, bahkan tumbuh menjadi sociopreneur muda yang mulai mendapatkan tempat di pasar global. Inilah yang menjadi tema Big Circle episode 11 yang bakal tayang pada Minggu, 11 Juni 2017, Sociopreneur Muda Merambah Pasar Global.
Host Andy F Noya akan didampingi Amanda Zevannya serta ditemani dua mentor Danton Sihombing (brand consultan) dan Billy Boen (Founder Young on Top) yang akan memberikan banyak masukan untuk narasumber.
Hal yang mereka lakukan menjadi bukti apa yang dihasilkan anak-anak muda di Indonesia mampu bersaing di dunia internasional. Dari sekian banyak nama, Big Circle kali ini kedatangan tamu Agit Bambang (Founder Amble Footwear), Lenny Agustin (desainer fesyen), dan Calvin Kirana (Founder Pixmic). Desainer lulusan D-3 di Akademi Seni Rupa dan Desain Mode ISWI, Bunka School of Fashion, dan Fashion Design Lasalee College, Lenny Agustin, 44, mungkin yang paling dikenal publik saat ini. Dia dikenal dengan rancangan busana perempuan modern dengan menggunakan kain tradisional.
Sejatinya, Lenny memang terlahir dengan bakat seni alami. Ia sudah mahir menggambar sejak kecil. Keinginan menjadi desainer sudah terpatri di benak Lenny kecil.
Semua bermula ketika ia menyaksikan berbagai gaun yang dipakai para putri dalam film animasi. Keinginan tersebut berlanjut hingga ia dewasa. Sayangnya, orangtua menentang keinginan Lenny tersebut, sampai-sampai Lenny mogok tak melanjutkan studinya hingga dua tahun lamanya demi menembus sekolah desain fesyen yang diidamkannya sejak kecil.
Ketika tahu sekolah desain yang ingin dimasukinya bergelar diploma, sehingga ada titelnya, orangtua Lenny pun merestui keputusannya, terutama setelah melihat keseriusannya dalam menjalani pilihannya. Selepas tamat dari tiga sekolah desain, Lenny memutuskan untuk mulai menjalani kehidupan sebagai perancang busana pada 2001. Tiga tahun kemudian ia mulai masuk ke Asosiasi Perancang Mode Indonesia. Akhirnya pada 2007 Lenny berhasil mewujudkan pergelaran fesyen tunggalnya.
Pada 2008, ia meluncurkan second line brand bernama Lennor. Tidak hanya brand Lennor yang dia miliki, ada brand lain juga. Lenny mengangkat dan mempromosikan budaya Indonesia yang beragam ke dalam rancangan-rancangan busananya dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme para generasi muda. Lenny menggandeng artis yang peduli dengan masalah sosial, Olivia Zalianty, untuk meluncurkan Ozla. Lewat desainnya yang berani, Lenny menegaskan batik maupun kain tradisional lainnya tetap bisa terlihat modern dan gaul.
Ketika bepergian ke pelosok-pelosok daerah pun, Lenny tidak sekadar mencari kain untuk digunakan sebagai bahan. Ia juga kerap mengadakan pelatihan bagi para perajin amatiran untuk lebih dapat berkreasi menghasilkan lebih banyak motif dan jenis kain tradisional. Selain itu, melalui brand Ozla, Lennny memberdayakan pengangguran di daerah Pekalongan dan Majenang untuk membuat aksesori produknya. Ozla memiliki misi sosial, 10% dari keuntungan dikembalikan untuk kegiatan sosial. Lebih dari 200 perajin di setiap daerah dan lebih dari 80 pengangguran pernah dia kunjungi. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved